Jurnal Nasional Pariwisata (JNP) merupakan jurnal ilmiah di bidang kepariwisataan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Pariwisata, Universitas Gadjah Mada. Jurnal ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan, kajian serta pemikiran kritis tentang kepariwisataan. Penyebarluasan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan dalam praktik secara nyata oleh stakeholder terkait dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan untuk tujuan pengembangan kepariwisataan.
Kegiatan
Policy Brief ini dibuat berdasarkan sumber dari Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Blora. Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Dinas Kepemudaan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Blora.
PENDAHULUAN
Kepariwisataan merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi secara strategis. Sektor jasa ini dipercaya sebagai salah satu sub sektor pembangunan yang vital dan menjadi kontributor penting dalam penciptaan lapangan kerja, pelestarian lingkungan, dan budaya, serta mengentasankan kemiskinan. Mengingat pentingnya sektor kepariwisataan ini, maka perlu dirancang dan dikelola dengan bijak.
Puspar UGM bekerja sama dengan Badan Pelaksana Otorita Borobudur mengadakan pelatihan tata kelola destinasi wisata di wilayah koordinatif BPOB pada hari senin-selasa, 28-29 November 2022. Pelatihan berlangsung secara luring di Balkondes Karangrejo, Kabupaten Magelang. Peserta pelatihan adalah Bappeda dan Litbangda, Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM di Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kulon Progo. Acara dibuka oleh Kepala Divisi Aksesibilitas dan Infrastruktur Badan Pelaksana Otorita Borobudur Wisnu Yudananto S.E,M.E. dengan Dr. Mohamad Yusuf, M.A selaku Kepala Puspar UGM.
Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM bekerjasama dengan Universitas Airlangga dan Politeknik Pariwisata Lombok dalam rangka pelatihan teknik penyusunan rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 21-22 Oktober 2021, bertempat di Yogyakarta.
Narasumber dalam kegiatan hari pertama adalah Prof.Dr-Phil.Janianton Damanik, M.Si, Dr. Hendrie Adji Kusworo, Dr. M. Yusuf, MA, Sotya Sasongko, S.Sos, M.Si, dan Esti Cemporaningsih, S.T, M.Si. Selanjutnya, kegiatan hari kedua studi lapangan bertempat di Desa Wisata Candirejo, peserta pelatihan diajak untuk jelajah kawasan Desa Wisata Candirejo dan diskusi dengan narasumber Pusat Studi Pariwisata UGM Dr. Destha Titi Raharjana dan Tatak Sariawan selaku pengelola Desa Wisata Candirejo.
WEBINAR-PUSPAR UGM 2022
URGENSI PENYEMPURNAAN UNDANG-UNDANG KEPARIWISATAAN
Dalam kurun waktu 13 tahun (2009-2022) pelaksanaan Undang-Undang Kepariwisataan (UU 10/2009), telah banyak terjadi perubahan internal dan ekosistem kepariwisataan. Sejumlah perubahan berlangsung tanpa diprediksi sebelumnya. Hal tersebut antara lain: terbitnya beberapa regulasi baru yang secara substansial berkaitan erat dengan pengaturan kepariwisataan, inkonsistensi implementasi UU Kepariwisataan, pergeseran demografis pasar yang ekstrem yang ditandai oleh bangkit dan dominasi Gen Y dan Z, meningkatnya kebutuhan wisata masyarakat, pemanfaat teknologi digital secara masif digital dalam mata rantai produk pariwisata, dan perubahan bentuk layanan dan fasilitas pariwisata akibat pasca pandemi Covid-19. Perubahan yang hampir radikal ini tentunya perlu direspons oleh suatu regulasi yang akomodatif.
This international conference aims to discuss and provide critical views based on empirical experience and the relevant concepts to the changing trends and future directions of tourism development after the Covid-19 pandemic. Some of the topics that can be raised as discussion material include (but are not limited to):
Virtual seminar series ini terdiri dari dua sesi, yaitu: sesi pertama yang mengangkat tema utama yaitu Revitalisasi manajemen dan navigasi para pemasar destinasi pada masa pandemi Covid-19, dan sesi kedua yang merupakan webinar ketiga dari serial seminar Tourism destinations after COVID-19? Tools, methods, strategies and instruments for building Yogyakarta back better.
Waktu pelaksanaan pada 21 Mei 2021 pukul 13.00-18.00 WIB, di aplikasi Zoom
Keynote speech : Sandiaga Salahuddin Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif)
Tourism destinations after COVID-19?
Tools, methods, strategies and instruments for building Yogyakarta back better
Pariwisata setelah COVID – 19 ?
Sejak COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, banyak negara melakukan lock down untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Perjalanan hanya dimungkinkan untuk jarak pendek sedangkan perjalanan internasional tidak mungkin dilakukan. Orang-orang juga tidak diperkenankan berkumpul dalam jumlah besar. Hal ini membuat sektor pariwisata mengalami kemunduran dan menghadapi kondisi yang penuh ketidakpastian di masa depan.
Melihat kondisi ini, CELTH, sebuah organisasi para pakar dalam leisure, tourism & hospitality menawarkan panduan untuk menyusun berbagai skenario untuk kebangkitan pariwisata. Panduan-panduan ini disampaikan dalam sebuah webinar yang dilakukan bersama dengan Pusat Studi Pariwisata UGM. Dalam kegiatan ini akan disampaikan panduan-panduan praktis dan contoh-contoh best practice di beberapa negara yang diharapkan dapat membantu para pemangku kepentingan di Yogyakarta untuk membangkitkan pariwisata pasca pandemi.
Seminar Series Kepariwisataan Online Pusat Studi Pariwisata UGM
“PARIWISATA DAN KENORMALAN BARU dalam PERSPEKTIF ILMUWAN”
23 Juli 2020, 09.00 – 12.00 WIB
Kenormalan Baru (new normal) pasca pandemi Covid-19 membawa implikasi yang rumit dalam pariwisata Indonesia.
Semua mata-rantai produk pariwisata, wisatawan, masyarakat, pemerintah, dan pelaku bisnis, harus beradaptasi dengan tuntutan Kenormalan Baru tersebut.
Strategi dan aksi perlu ditemukan agar ia tidak dihadapi semata-mata sebagai hambatan tetapi sekaligus peluang untuk melanjutkan pembangunan pariwisata Indonesia.
Tema Pelatihan 7 | PERENCANAAN KAWASAN EKOWISATA |
Latar Belakang | Pembangunan pariwisata di daerah sudah saatnya untuk dipersiapkan secara lebih terstruktur, terpadu dan berkesinambungan. Pariwisata dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penerimaan devisa negara, juga diandalkan bagi tumbuh berkembangnya peluang berusaha masyarakat sekitar kawasan serta terbentuknya interaksi antar budaya dan misi pelestarian lingkungan. Misi untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber devisa utama sebagai penopang pertumbuhan ekonomi seringkali membawa pemikiran perumus kebijakan pada aspek-aspek kuantitatif pariwisata. Pembangunan pariwisata diartikan sebagai bagaimana memfasilitasi kedatangan wisatawan sebanyak mungkin, dengan lama tinggal selama mungkin dan membelanjakan uangnya sebanyak mungkin. Proyeksi-proyeksi dilakukan untuk mengestimasi multiplier effect pariwisata. Obsesi untuk memfasilitasi datangnya wisatawan ini seringkali melupakan pertimbangan daya-dukung daerah tujuan wisata. Untuk mengatasi hal ini muncul konsep sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan. Ekowisata merupakan salah satu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip konservasi. Bahkan dalam strategi pengembangannya, ekowisata juga menggunakan strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat dan berdaya guna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang masih alami. Hal ini disebabkan karena melalui ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya. |
Sasaran yang diharapkan | Peserta :
|
Materi Ajar | Bahan Pembelajaran :
|
Metode Pelatihan | Komposisi :
50 % Teori diskusi di kelas dan 50% Kunjungan Lapangan |