Paradigma pembangunan kepariwisataan semula berorientasi pada kuantitas dan pertumbuhan ekonomi, kini bergeser menuju pariwisata yang berkualitas mengedepankan pengalaman yang tinggi, berkelanjutan dan memberdayakan masyarakat lokal. Pergeseran ini mencakup berbagai aspek, termasuk pemasaran, pemangku kepentingan, dan berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal. Saat ini pengelolaan objek dan desa wisata di Kabupaten Nganjuk mulai dikembangkan oleh pokdarwis, bumdes, LMDH, dan masyarakat, namun menghadapi beberapa tantangan internal diantaranya keterlibatan masyarakat lokal. Objek dan desa wisata yang dikelola penuh berbasis masyarakat seringkali berkembang dan berlangsung jangka panjang, sebaliknya objek yang dikelola tanpa partisipatif aktif masyarakat, biasanya tidak bertahan lama. Pengelolaan desa wisata melalui Pokdarwis dan Bumdes saat ini memang membutuhkan perbaikan karena menghadapi kompetisi dari pengembang swasta yang memiliki modal besar dan tata kelola yang lebih baik, ujar Drs. Gunawan Widagdo, M.Si sebagai Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Nganjuk, saat memberi sambutan pada acara Seminar Akhir penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Nganjuk kerja sama Dinporabudpar Kabupaten Nganjuk dengan Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM di Kantor Dinporabudpar, Kamis (30/10). Kegiatan ini dihadiri oleh OPD terkait (Dinas PMPTSP, Dishub, Bappeda, BPBD, BPS, Diskominfo, Dinas PMD, Disperindag, Dispendik, Ekbang, Dekranasda, Camat, dan Perangkat Desa), Perhutani, Bank Jatim, Pokdarwis dan Biro Travel (Kevin Maulana Travel dan Putra Lana Tour and Travel).
Kegiatan
Pusat Studi Pariwisata UGM bekerja sama dengan Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kabupaten Berau memaparkan laporan akhir kajian Strategi Pemasaran Pariwisata Kabupaten Berau 2026–2030. Kajian ini ditujukan sebagai langkah strategis dalam pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan serta penguatan ekonomi lokal pasca-kebergantungan pada sektor tambang.
Dr. Mohamad Yusuf, MA, Kepala Puspar UGM sekaligus ketua tim kajian, menekankan bahwa ketersediaan sumber daya pariwisata merupakan kekuatan utama yang dimiliki Kabupaten Berau. Kawasan ini dinilai memiliki daya tarik wisata berkelas internasional, khususnya pada destinasi unggulan seperti Derawan, Sangalaki, dan Maratua. Tingginya angka wisatawan ulang (repeaters) menjadi indikator kuatnya daya saing pariwisata daerah. Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya inovasi dan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Berau untuk mengoptimalkan potensi pariwisata agar memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bertempat di Kantor Bupati Barito Timur, pada hari Selasa (7/10/2025) Pusat Studi Pariwisata UGM bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Barito Timur melakukan paparan awal dihadapan para pemangku kebudayaan di Barito Timur, Kalimantan Tengah dalam rangka penyusunan Pokok Pikiran Kemajuan Kebudayaan Daerah (PPKD). Acara dipimpin Ari Panan Putut Lelu, SH, selaku Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Barito Timur, yang didampingi dua wakil DPRD, yaitu I Putu Widid Septiawan, ST., dan Rafi Hidayatullah, SH. Selain asisten dan dua wakil rakyat, hadir pula 10 Damang mewakili sepuluh kecamatan, yaitu Damang Pematang Karau, Dusun Tengah, Paku, Karusen Janang, Paju Epat, Dusun Timur, Benua Lima, Awang, Raren Batuah, dan Damang Patangkep Tutui. Selain Damang dan Mantir hadir pula Budayawan, Komite Seni Budaya Nusantara Bartim, Forum Pemuda Dayak, Dewan Adat Dayak, KNPI, Karang Taruna, Gerdayak, dan Batamad Bartim. Dalam sambutannya, Ari Panan menegaskan pentingnya kajian ini dilakukan sesuai dengan amanah Undang-Undang No 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan (UUPK). Lebih lanjut, ditambahkan bila Kabupaten Barito Timur sedang berupaya mengoptimalkan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya kebudayaan yang dimilikinya. Barito Timur menyimpan beragam Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), sehingga Pemkab bertanggung jawab melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaannya dengan tetap memperhatikan nilai kearifan lokal, tegas bapak Asisten 1.
Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (Puspar UGM) bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan dalam menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Potensi Lokal.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pemerintah dalam merancang, mengimplementasikan, dan mengawasi kebijakan serta program pengembangan ekonomi kreatif yang selaras dengan potensi daerah. Melalui pemahaman yang mendalam terhadap potensi lokal, SDM pemerintah diharapkan mampu memfasilitasi pertumbuhan subsektor kreatif secara efektif, mendukung pelaku usaha kreatif, serta mengoptimalkan kontribusi ekonomi kreatif terhadap pembangunan daerah secara berkelanjutan.
Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa Barat dalam upaya mendorong kemajuan sektor pariwisata. Kabupaten Sumbawa Barat memiliki beragam potensi pariwisata, mulai dari keindahan alam yang memukau hingga kekayaan budaya. Deretan pantai di wilayah ini menjadi daya tarik utama, menawarkan panorama yang menawan dan ombak yang menantang, menjadikannya destinasi favorit bagi peselancar dari dalam maupun luar negeri. Namun demikian, besarnya potensi kepariwisataan di Kabupaten Sumbawa Barat masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Sebagai langkah awal dalam mewujudkan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan terarah, diperlukan sebuah kajian komprehensif melalui penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Sumbawa Barat. Dokumen ini akan menjadi panduan strategis dalam mengelola potensi wisata, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata.
Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM bekerja sama dengan Badan Perencanaan, Penelitian Pengembangan (Baplitbang) Kabupaten Berau menyampaikan paparan awal Kajian Strategi Pemasaran Pariwisata Kabupaten Berau. Penyampaian paparan ini sebagai bagian dari kegiatan kerja sama antara Universitas Gadjah Mada dengan Pemkab Berau.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2025 bertempat di Ruang Rapat Bapelitbang, bertujuan untuk menggali informasi, masukan, serta mengumpulkan data dari para pihak guna memperkuat fondasi dalam perumusan strategi pemasaran pariwisata yang tepat sasaran dan implementatif. Diskusi dipimpin oleh Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Baplitbang berlangsung secara interaktif dengan dihadiri oleh para pemangku di Kabupaten Berau, seperti: Baplitbang, Dinas Budpar, Dinas Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup, Bagian Perekonomian Setda, Pengelola Bandar Udara Kalimarau, ASITA Berau, dan Asosiasi Pemancingan Kabupaten Berau.
Penyajian paparan pada FGD Pendahuluan dalam rangka penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Nganjuk Tahun 2026–2045 berlangsung di Kantor Dinasporabudpar Kabupaten Nganjuk sebagai bagian dari tindaklanjut kerja sama antara Universitas Gadjah Mada dengan Pemkab Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.
Acara dibuka oleh Kepala Dinasporabudpar, Dra. Sri Handariningsih, M.M. dan dihadiri pimpinan OPD seperti Bappeda, Dinas PUPR, DPMPTSP, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, Perum Perhutani KPH Nganjuk, para Camat, Kepala Desa, Pengurus Pokdarwis, Pengelola Hotel, Manajemen Jolotundo Glamping & Edupark, dan tim Puspar UGM dipimpin langsung oleh Kepala Puspar, Dr. Mohamad Yusuf, M.A.
Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi pariwisata yang sangat beragam, mulai dari keindahan alam yang memukau, kekayaan budaya yang lestari, hingga kearifan lokal yang menjadi identitas dan daya tarik tersendiri. Berbagai potensi ini memberikan peluang besar bagi pengembangan sektor pariwisata sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Namun demikian, pengembangan pariwisata di Kulon Progo masih menghadapi sejumlah tantangan. Untuk menjawab tantangan tersebut, penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) menjadi langkah strategis dalam merumuskan arah kebijakan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta adaptif terhadap dinamika kebijakan nasional dan kondisi aktual di tingkat daerah.
Jurnal Nasional Pariwisata (JNP) merupakan jurnal ilmiah di bidang kepariwisataan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Pariwisata, Universitas Gadjah Mada. Jurnal ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian dan pengembangan, kajian serta pemikiran kritis tentang kepariwisataan. Penyebarluasan tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan dalam praktik secara nyata oleh stakeholder terkait dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan permasalahan untuk tujuan pengembangan kepariwisataan.
DIY dianggap cukup kuat menjadi tujuan destinasi wisata saat libur akhir pekan serta long weekend. Namun DIY masih perlu mengembangkan wisata yang mampu menyerap wisatawan pada weekdays atau hari kerja.
Hal ini disampaikan oleh Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Dr. Destha Titi Raharjana, S.Sos., M.Si. mendorong pemerintah dan juga masyarakat di DIY, untuk tidak hanya mengandalkan kunjungan wisata selama weekend atau long weekend. Tantangan ke depannya, lanjutnya, terkait DIY dalam mengupayakan weekdays tourism.