• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
Universitas Gadjah Mada Pusat Studi Pariwisata
Universitas Gadjah Mada
  • Home
  • Tentang PUSPAR
    •  Visi & Misi
    •  Struktur Organisasi
    • Tenaga Ahli
    •  Keahlian
  • Kegiatan
    • Studi/Penelitian
    • Publikasi
    • Pelatihan
    • Seminar
    • Berita
  • Perpustakaan
  • JURNAL NASIONAL PARIWISATA
  • id
    • en
    • id
  • Beranda
  • Pos oleh
Pos oleh :

ps.pariwisata

Mengangkat Pesona Berau: Puspar UGM Rancang Strategi Pemasaran Pariwisata

KegiatanPenelitian Tuesday, 14 October 2025

Pusat Studi Pariwisata UGM bekerja sama dengan Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kabupaten Berau memaparkan laporan akhir kajian Strategi Pemasaran Pariwisata Kabupaten Berau 2026–2030. Kajian ini ditujukan sebagai langkah strategis dalam pengembangan sektor pariwisata yang berkelanjutan serta penguatan ekonomi lokal pasca-kebergantungan pada sektor tambang.

Dr. Mohamad Yusuf, MA, Kepala Puspar UGM sekaligus ketua tim kajian, menekankan bahwa ketersediaan sumber daya pariwisata merupakan kekuatan utama yang dimiliki Kabupaten Berau. Kawasan ini dinilai memiliki daya tarik wisata berkelas internasional, khususnya pada destinasi unggulan seperti Derawan, Sangalaki, dan Maratua. Tingginya angka wisatawan ulang (repeaters) menjadi indikator kuatnya daya saing pariwisata daerah. Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya inovasi dan komitmen dari Pemerintah Kabupaten Berau untuk mengoptimalkan potensi pariwisata agar memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Senada dengan hal tersebut, Kepala Bapelitbang Berau, Ir. Endah Ernany Triariani, M.Si., menyampaikan bahwa kesiapan masyarakat lokal sebagai tuan rumah pariwisata menjadi kunci keberhasilan pengembangan sektor ini. Dalam mendukung hal tersebut, aspek keselamatan dan kenyamanan wisatawan ditetapkan sebagai prioritas utama. Kabupaten Berau memiliki potensi wisata yang sangat besar, dengan total 282 destinasi wisata yang telah tercatat. Di antara destinasi tersebut, kawasan Sangkulirang dan Mangkalihat tengah dipersiapkan untuk memperoleh status sebagai Geopark Nasional, yang diharapkan dapat meningkatkan daya tarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Namun demikian, pengembangan sektor ini masih menghadapi sejumlah tantangan, khususnya dalam aspek promosi dan penyediaan layanan informasi. Keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia (SDM) menyebabkan pengelolaan Tourism Information Center (TIC) belum berjalan optimal. “Promosi digital sudah kami lakukan melalui penayangan videotron di beberapa bandara besar seperti Soekarno-Hatta dan Makassar. Namun, partisipasi dalam promosi di pasar internasional masih sangat terbatas akibat kendala anggaran,” paparnya.

                    

Menambahkan hal tersebut, Dr. Destha Titi Raharjana selaku anggota tim kajian dari Puspar UGM menyoroti sejumlah isu krusial yang masih menjadi tantangan dalam pengembangan strategi pemasaran pariwisata Kabupaten Berau. Ia menekankan bahwa persoalan aksesibilitas dan konektivitas masih menjadi penghambat utama dalam menjangkau dan mengelola destinasi secara optimal. “Kolaborasi pemasaran dinilai masih lemah. Beberapa daerah di Berau masih terkendala sinyal karenanya diperlukan terobosan event kreasi, dan upaya penetrasi pasar potensial untuk dijadikan target market,” terangnya.

Di akhir forum kajian, Pusat Studi Pariwisata UGM melalui Sotya Sasongko, M.Si. selaku anggota tim menyampaikan tiga rekomendasi penting terkait pemasaran pariwisata Kabupaten Berau lima tahun ke depan. Pertama, soal pengembangan destinasi dan paket wisata lintas kawasan. Diperlukan integrasi destinasi bahari (Derawan–Maratua–Sangalaki) dengan wilayah pesisir–teluk (Talisayan, Biduk-Biduk, Teluk Sumbang), kawasan pedalaman (Merabu, Merasa, Tumbit), hingga wisata kota (Tanjung Redeb, Sambaliung, Gunung Tabur, Teluk Bayur) untuk menghasilkan pengalaman wisata yang ditawarkan kepada pengunjung lebih utuh.

Kedua, pengembangan media pemasaran dapat dilakukan dengan serangkaian aktivitas yakni memantapkan citra pariwisata khususnya pariwisata alam dan bahari Berau di pasar Domestik dan Internasional. Melakukan diseminasi produk wisata unggulan melalui program famtrip secara berkala untuk meningkatkan reputasi destinasi, dan mengadakan travel dialog, peningkatan kualitas dan efektivitas promosi pariwisata, Melakukan kolaborasi dengan influencer, serta melakukan promosi melalui forum/pameran internasional. Ketiga, diperlukan pengembangan event kolaboratif. Dalam hal ini terus mendorong kerja sama dengan skema Pentahelix, dan masing-masing aktor berperan untuk mendukung penyelenggaraan event yang dapat membuat wisatawan berkunjung ke Berau. “Pengalaman dari penyelenggaraan Jazz Maratua patut menjadi acuan. Potensi besar lainnya tentu diyakini mampu mengundang komunitas dari luar negeri, salah satunya turnamen Mancing, baik yang dilakukan di laut, muara, dan Sungai di pendalaman, seperti ditegaskan Ketua Perkumpulan Permancingan Kabupaten Berau,” papar Sotya Sasongko.

Diharapkan, hasil kajian ini dapat menjadi acuan strategis bagi para pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan serta mengimplementasikan strategi pemasaran pariwisata yang terarah dan berkelanjutan di Kabupaten Berau. Dengan sinergi yang kuat antar sektor, sektor pariwisata Berau diharapkan mampu tumbuh sebagai penggerak utama ekonomi daerah di masa mendatang.

 

 

Lestarikan Kebudayaan: Puspar UGM Rancang Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Barito Timur

KegiatanPenelitian Wednesday, 8 October 2025

Bertempat di Kantor Bupati Barito Timur, pada hari Selasa (7/10/2025) Pusat Studi Pariwisata UGM bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Barito Timur melakukan paparan awal dihadapan para pemangku kebudayaan di Barito Timur, Kalimantan Tengah dalam rangka penyusunan Pokok Pikiran Kemajuan Kebudayaan Daerah (PPKD). Acara dipimpin Ari Panan Putut Lelu, SH, selaku Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Barito Timur, yang didampingi dua wakil DPRD, yaitu I Putu Widid Septiawan, ST., dan Rafi Hidayatullah, SH. Selain asisten dan dua wakil rakyat, hadir pula 10 Damang mewakili sepuluh kecamatan, yaitu Damang Pematang Karau, Dusun Tengah, Paku, Karusen Janang, Paju Epat, Dusun Timur, Benua Lima, Awang, Raren Batuah, dan Damang Patangkep Tutui. Selain Damang dan Mantir hadir pula Budayawan, Komite Seni Budaya Nusantara Bartim, Forum Pemuda Dayak, Dewan Adat Dayak, KNPI, Karang Taruna, Gerdayak, dan Batamad Bartim. Dalam sambutannya, Ari Panan menegaskan pentingnya kajian ini dilakukan sesuai dengan amanah Undang-Undang No 5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan (UUPK). Lebih lanjut, ditambahkan bila Kabupaten Barito Timur sedang berupaya mengoptimalkan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya kebudayaan yang dimilikinya. Barito Timur menyimpan beragam Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK), sehingga Pemkab bertanggung jawab melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina kebudayaannya dengan tetap memperhatikan nilai kearifan lokal, tegas bapak Asisten 1.

Antrolopog UGM Prof. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil., Ph.D. selaku ketua tim perumus sekaligus sebagai tenaga ahli senior Puspar UGM menegaskan bila Pasal 8 UUPK ini berpedoman pada empat sumber utama, mencakup pokok pikiran kebudayaan daerah kabupaten/kota; pokok pikiran kebudayaan daerah provinsi; strategi kebudayaan; dan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan. Tidak kalah penting menurut Prof. Heddy bahwa PPKD sebagai instrumen utama dalam melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina objek-objek pemajuan kebudayaan yang berisi 11 OPK, yaitu tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, olahraga tradisional dan cagar budaya. Atas dasar inilah penting bagi Pemkab Barito Timur untuk menyusun dokumen PPKD sebagai landasan dan pedoman pembangunan kebudayaan daerah serta sebagai basis data penyusunan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan Daerah di masa mendatang.

Wijaya, S. Hut., M.Sc menyampaikan bahwa keberadaan empat suku bangsa yang mendiami Barito Timur ini, yaitu suku Dayak Ma’anyan, Dayak Lawangan, Dayak Bakumpai, dan Dayak Paku menjadi penguat yang penting akan jati diri kabupaten yang dikenal dengan julukan Gumi Jari Janang Kalalawah (artinya Menjadi Jaya Selamanya). Penyusunan kajian ini sesuai dengan Permendikbud No.6 Tahun 2023 yang merupakan perubahan dari Permendikbud Nomor 45 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyusunan PPKD, PPKD Barito Timur akan memuat lima poin penting, yaitu kondisi faktual dari perkembangan OPK, identifikasi SDM kebudayaan, lembaga kebudayaan-pranata Kebudayaan di daerah, identifikasi sarana dan prasarana Kebudayaan, identifikasi potensi & masalah pelestarian dan pemajuan kebudayaan. Ditambahkan juga analisis & rekomendasi implementasi pelestarian dan pemajuan kebudayaan.

Pada tahap awal, staf Bidang Kebudayaan Dinasbudparpora Kabupaten Barito Timur beserta para narasumber, yaitu para Damang (Ketua Adat) dan Mantir (Pembantu Damang) akan melakukan survei untuk melakukan identifikasi dan pencatatan kondisi faktual OPK, sdm-kelembagaan kebudayaan, sarana dan prasarana, potensi dan masalah pada 11 OPK. Dr. Destha Titi Raharjana, S.Sos., M.Si  selaku anggota tim perumus menambahkan PPKD sebagai pendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam menjaga kebudayaan, sekaligus menjadi sarana edukasi bagi generasi muda agar tidak tercerabut dari akar budayanya. Dengan demikian pentingnya kajian ini untuk memperhatikan kualitas SDM-Kelembagaan termasuk juga problem yang ditemukan selama ini ada tidaknya dukungan, baik dari pemerintah ataupun pihak swasta dalam upaya pemajuan kebudayaan. Aspek dukungan pemerintah ataupun swasta juga penting untuk diperhatikan dalam upaya pembinaan, pemanfaatan dan pengembangan setiap OPK ini.

Kolaborasi Mewujudkan Pariwisata Berkelas Dunia: Puspar UGM dan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa Barat Susun Ripparkab Tahun 2025-2045

KegiatanPenelitianSlider Wednesday, 20 August 2025

Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM bekerja sama dengan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa Barat dalam upaya mendorong kemajuan sektor pariwisata. Kabupaten Sumbawa Barat memiliki beragam potensi pariwisata, mulai dari keindahan alam yang memukau hingga kekayaan budaya. Deretan pantai di wilayah ini menjadi daya tarik utama, menawarkan panorama yang menawan dan ombak yang menantang, menjadikannya destinasi favorit bagi peselancar dari dalam maupun luar negeri. Namun demikian, besarnya potensi kepariwisataan di Kabupaten Sumbawa Barat masih dihadapkan pada berbagai tantangan. Sebagai langkah awal dalam mewujudkan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan terarah, diperlukan sebuah kajian komprehensif melalui penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan  Kabupaten (Ripparkab) Sumbawa Barat. Dokumen ini akan menjadi panduan strategis dalam mengelola potensi wisata, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata.

Penyusunan dokumen ini telah melalui serangkaian tahapan, mulai dari presentasi laporan pendahuluan, survei lapangan, hingga presentasi laporan akhir yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari unsur pentahelix, yakni pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media.

Focus Group Discussion (FGD) Laporan Pendahuluan diselenggarakan pada 21 Mei 2025 dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sumbawa Barat, Nurdin Rahman, S.E. Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Sumbawa Barat, H. Amar Nurmansyah, S.T., M.Si. Dari Puspar UGM, hadir Kepala Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Dr. Mohamad Yusuf, M.A., yang didampingi oleh sejumlah tenaga ahli, yaitu Sotya Sasongko, S.Sos., M.Si., Wijaya, S.Hut., M.Sc., serta Asisten Ahli, Ika Rahmadani Kurniawan, A.Md.

Selain itu, dalam rangka memperkaya data dan informasi, tim Puspar UGM juga melakukan survei lapangan dan diskusi interaktif bersama organisasi perangkat daerah (OPD) terkait serta tokoh masyarakat.

 

 

 

 

Pada hari Rabu, 13 Agustus 2025, Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM memaparkan laporan akhir penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Sumbawa Barat Tahun 2025–2045. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga, Nurdin Rahman, S.E., yang dalam sambutannya menegaskan bahwa dokumen Ripparkab tidak hanya menjadi milik Dinas Pariwisata, melainkan merupakan dokumen bersama yang menjadi panduan dalam pembangunan sektor pariwisata secara kolaboratif di Kabupaten Sumbawa Barat. Turut hadir Bupati Kabupaten Sumbawa Barat, H. Amar Nurmansyah, S.T., M.Si., yang memberikan arahan agar pengembangan pariwisata di KSB dilakukan secara fokus dan terintegrasi. Ia menekankan pentingnya keterhubungan antar destinasi wisata agar wisatawan mendapatkan pengalaman yang menyeluruh, menyenangkan, dan berkesan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Puspar UGM, Dr. Mohamad Yusuf, M.A., bersama tenaga ahli Sotya Sasongko, S.Sos., M.Si., turut memaparkan hasil kajian yang mencakup visi, misi, rekomendasi strategis, arah pengembangan, serta indikasi program dalam dokumen Ripparkab. Penyampaian ini menjadi bagian penting dalam mengarahkan pembangunan kepariwisataan Kabupaten Sumbawa Barat secara berkelanjutan.

 

Dokumen ini diharapkan menjadi acuan utama bagi seluruh pemangku kepentingan dalam membangun sektor pariwisata Kabupaten Sumbawa Barat secara terencana, berkelanjutan, dan inklusif. Visi jangka panjang yang hendak diwujudkan melalui Rencana Induk ini adalah menjadikan Sumbawa Barat sebagai destinasi pariwisata berkelas dunia yang berbudaya, berkelanjutan, serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Puspar UGM Kaji Strategi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kabupaten Berau

KegiatanPenelitianSlider Thursday, 14 August 2025

Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM bekerja sama dengan Badan Perencanaan, Penelitian Pengembangan (Baplitbang) Kabupaten Berau menyampaikan paparan awal Kajian Strategi Pemasaran Pariwisata Kabupaten Berau. Penyampaian paparan ini sebagai bagian dari kegiatan kerja sama antara Universitas Gadjah Mada dengan Pemkab Berau.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 2025 bertempat di Ruang Rapat Bapelitbang, bertujuan untuk menggali informasi, masukan, serta mengumpulkan data dari para pihak guna memperkuat fondasi dalam perumusan strategi pemasaran pariwisata yang tepat sasaran dan implementatif. Diskusi dipimpin oleh Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Baplitbang berlangsung secara interaktif dengan dihadiri oleh para pemangku di Kabupaten Berau, seperti: Baplitbang, Dinas Budpar, Dinas Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup, Bagian Perekonomian Setda, Pengelola Bandar Udara Kalimarau, ASITA Berau, dan Asosiasi Pemancingan Kabupaten Berau.

Tim Puspar UGM dipimpin langsung oleh Kepala Puspar UGM, Dr. Mohamad Yusuf, M.A., didampingi oleh sejumlah tenaga ahli, yaitu Dr. Destha Titi Raharjana, S.Sos., M.Si., Wijaya, S.Hut., M.Sc., Hannif Andy Al Anshori, S.Par., C.DM., serta asisten ahli Candraningsih, S.Sos., dan Lalu Abdul Azus, S.Par.

Dalam FGD ini, Tim Puspar UGM secara bergantian memaparkan materi yang menjadi dasar penyusunan strategi pemasaran, antara lain: latar belakang-tujuan-sasaran kegiatan-ruang lingkup, posisi kepariwisataan Berau menurut Ripparnas 2010-2025, Ripparprov Kalimantan Timur 2022-2037, kajian awal sebaran daya tarik wisata, data eksisting jumlah kunjungan wisatawan (domestik dan manca) di Berau, platform media promosi pariwisata eksisting di Berau, prinsip-prinsip dan kerangka konseptual pemasaran, penguatan city branding, rencana kerja & skenario observasi lapangan, dan diakhiri dengan temuan awal observasi selama di Kota Tanjung Redeb.

Pasca kegiatan FGD, tim Puspar UGM didampingi Bapelitbang meneruskan dengan kegiatan survei lapangan dalam rangka mengamati kondisi produk atraksi wisata-amenitas-akses, interview kepada wisatawan dan para pengelola objek/desa wisata-pokdarwis serta Camat dan Kepala Kampung. Untuk efisien waktu, kegiatan survei dibagi menjadi dua tim, yaitu Tim 1 mengunjungi wilayah pesisir utara, yaitu Pulau Derawan dan Pulau Maratua, dan Tim 2 fokus di kawasan pesisir Selatan, yaitu wilayah Biduk-Biduk-Talisayan-Biatan dengan lokus daya tarik wisata unggulan: Labuan Cermin, Teluk Sulaiman, Air Terjun Nyalamah, Pantai Batu Dua, Pantai Teluk Sumbang, Pantai Biduk-Biduk, dan Air Panas Asin Pemapak.

Kegiatan paparan awal sekaligus jaring aspirasi serta observasi lapangan ini sebagai bagian penting dalam pengumpulan data untuk merumuskan strategi pengembangan pemasaran yang bertanggung jawab dan tepat sasaran. Pada akhirnya, efektivitas kegiatan pemasaran pariwisata dapat diukur melalui tiga hal, yaitu peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan (length of stay) dan peningkatan belanja wisatawan (spending money) yang maksimal. Pemasaran yang efektif akan mendorong destinasi lebih dikenal dan menarik minat wisatawan untuk berkunjung lebih lama, semoga.

 

 

Puspar UGM Lakukan Presentasi Pendahuluan Penyusunan Ripparkab Nganjuk

KegiatanPenelitianSlider Friday, 1 August 2025

Penyajian paparan pada FGD Pendahuluan dalam rangka penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Nganjuk Tahun 2026–2045 berlangsung di Kantor Dinasporabudpar Kabupaten Nganjuk sebagai bagian dari tindaklanjut kerja sama antara Universitas Gadjah Mada dengan Pemkab Nganjuk, Provinsi Jawa Timur.

Acara dibuka oleh Kepala Dinasporabudpar, Dra. Sri Handariningsih, M.M. dan dihadiri pimpinan OPD seperti Bappeda, Dinas PUPR, DPMPTSP, Dinas Perhubungan, Dinas Lingkungan Hidup, Perum Perhutani KPH Nganjuk, para Camat, Kepala Desa, Pengurus Pokdarwis, Pengelola Hotel, Manajemen Jolotundo Glamping & Edupark, dan tim Puspar UGM dipimpin langsung oleh Kepala Puspar, Dr. Mohamad Yusuf, M.A.

Dalam paparannya, Dr. Mohamad Yusuf, M.A., yang didampingi oleh tenaga ahli Sotya Sasongko, S.Sos., M.Si.,; Wijaya, S.Hut., M.Sc.,; dan asisten Ika Rachmadani Kurniawan, A.Md. menyampaikan sejumlah poin penting yang menjadi landasan awal penyusunan Ripparkab. Beberapa hal lain yang disampaikan oleh dua peneliti lainnya diantaranya posisi kepariwisataan Kabupaten Nganjuk menurut Ripparnas 2010-2025, Ripparprov Jawa Timur 2017-2032, RPJPD/RPJMD/RTRW, hirarki perencanaan kepariwisataan, lingkup kegiatan dan keluaran, pendekatan perencanaan, rencana kerja, kajian awal (desk study), profil awal destinasi, gambaran awal wisatawan, dan memaparkan temuan awal survei lapangan.

Sebagai bagian dari proses penyusunan Ripparkab, tim Puspar UGM juga melakukan pengamatan lapangan (observasi) di beberapa kecamatan yang memiliki daya tarik kepariwisataan, diantaranya Kecamatan Nganjuk, Sawahan, Ngetos, Loceret, Ngluyu, Berbek, Ngronggot, Patianrowo, Rejoso, Tanjunganom, dan Jatikalen. Peneliti mencoba memotret kondisi daya daya tarik wisata dan melakukan interview kepada pengelola dan pengunjung. Selain itu, dilakukan pula diskusi curah gagasan dengan sejumlah pimpinan dan Kepala OPD, yaitu Staf Ahli Perekonomian dan Keuangan Setda Nganjuk, Disporabudpar, Bappeda, Dinas PUPR, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, serta PHRI, guna menjaring aspirasi, masukan, dan harapan terkait pengembangan pariwisata Kabupaten Nganjuk ke depan.

Melalui kegiatan ini, diharapkan penyusunan Ripparkab Nganjuk 2026–2045 dapat menjadi dokumen perencanaan strategis yang komprehensif, partisipatif, dan berorientasi pada pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, memberdayakan, berdaya saing dan inklusif.

Merancang Masa Depan Pariwisata Kulon Progo : Sinergi Puspar UGM dan Dinas Pariwisata dalam Penyusunan Naskah Akademik Ripparda

KegiatanPenelitianSlider Monday, 14 July 2025

Kabupaten Kulon Progo memiliki potensi pariwisata yang sangat beragam, mulai dari keindahan alam yang memukau, kekayaan budaya yang lestari, hingga kearifan lokal yang menjadi identitas dan daya tarik tersendiri. Berbagai potensi ini memberikan peluang besar bagi pengembangan sektor pariwisata sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Namun demikian, pengembangan pariwisata di Kulon Progo masih menghadapi sejumlah tantangan. Untuk menjawab tantangan tersebut, penyusunan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) menjadi langkah strategis dalam merumuskan arah kebijakan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan, inklusif, dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta adaptif terhadap dinamika kebijakan nasional dan kondisi aktual di tingkat daerah.

Penyusunan dokumen ini telah melalui sejumlah tahapan, antara lain survei lapangan, presentasi laporan pendahuluan, presentasi laporan akhir, serta uji publik yang melibatkan para pemangku kepentingan dan organisasi terkait.

               

                         

Dengan visi sebagai destinasi pariwisata yang kolaboratif, berkelanjutan, berkualitas, berbudaya, dan inklusif dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Kulon Progo. Penyusunan dokumen ini diharapkan dapat menjadi acuan strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif dan berkeadilan, serta menjadi landasan arah kebijakan yang berpihak pada prinsip keberlanjutan lingkungan, pelestarian nilai-nilai budaya, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, Kabupaten Kulon Progo diharapkan dapat berkembang sebagai destinasi pariwisata unggulan di tingkat nasional maupun internasional.

 

Penyusunan Masterplan Daya Tarik Wisata

KeahlianKeahlian Puspar Thursday, 15 May 2025

Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda)

KeahlianKeahlian Puspar Tuesday, 29 April 2025

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Perlu Kembangkan Wisata Weekdays

BeritaKegiatan Saturday, 5 April 2025

DIY dianggap cukup kuat menjadi tujuan destinasi wisata saat libur akhir pekan serta long weekend. Namun DIY masih perlu mengembangkan wisata yang mampu menyerap wisatawan pada weekdays atau hari kerja.

Hal ini disampaikan oleh Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Dr. Destha Titi Raharjana, S.Sos., M.Si. mendorong pemerintah dan juga masyarakat di DIY, untuk tidak hanya mengandalkan kunjungan wisata selama weekend atau long weekend. Tantangan ke depannya, lanjutnya, terkait DIY dalam mengupayakan weekdays tourism.

“Saya melihat, salah satu satu strategi mendatangkan wisatawan dapat dijalankan dengan pengembangan wisata weekdays. Diharapkan wisata model ini menjadi strategi tersendiri bagi DIY, dengan didukung inovasi paket dan produk wisata yang memiliki nilai-nilai minat khusus (special interest) dengan segmen wisatawan kelompok sosial tertentu pula,”

DIY juga masih perlu menguatan ekosistem pariwisata. Dr. Destha titi Raharjana menyatakan perlu adanya dukungan kebijakan serta anggaran yang proposional. Hal ini terutama apabila DIY ingin serius menjadikan sektor pariwisata sebagai engine economics atau mesin ekonomi.

Selain itu, masyarakat juga perlu berperan aktif menjadi tuan rumah yang baik. Hal itu menjadi suatu kewajiban, mengingat banyak aspek yang perlu dibenahi agar strategi pengembangan wisata DIY bisa lebih berdampak positif. Dalam menyambut libur Idulfitri misalnya, terdapat titik-titik kepadatan kendaraan hingga dampak timbunan sampah. Ada pula tantangan belum meratanya kunjungan wisatawan di wilayah DIY.

“Terbatasnya inovasi daya tarik wisata, banyaknya wisatawan [yang] masuk ke Jogja, namun belum diikuti dengan daya beli yang tinggi, adalah hal-hal yang masih perlu dievaluasi oleh segenap pihak,” .

Puspar UGM Prediksi Sektor Kuliner hingga Budaya Akan Banyak Diminati Wisatawan Saat Liburan

BeritaKegiatan Tuesday, 25 March 2025

Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Dr. Destha Titi Raharjana, S.Sos., M.Si., menyampaikan bahwa para wisatawan yang datang ke DIY harus disambut maksimal oleh para pelaku industri wisata secara keseluruhan. Ia berpandangan, pada momen libur lebaran nanti akan cukup merata kategori wisata yang akan dikunjungi. Sebab, DIY sendiri memiliki daya tarik dan pilihan wisata yang beragam. Prediksi top 4 destinasi wisata yang menjadi sasaran wisatawan di Yogyakarta adalah Malioboro, Titik Nol Jogja, Keraton dan Tamansari. Kuliner jelas menjadi pilihan wisata yang akan masif dikunjungi. Beragam pilihan kuliner yang memanjakan lidah dengan berbagai skala harga menarik pengunjung untuk mencicipinya. Sementara itu, beberapa pilihan wisata kategori budaya meliputi kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta, museum atau tempat-tempat heritage, hingga kawasan desa wisata yang punya potensi dan keunikan masing-masing.

Dr. Destha Titi Raharjana memaparkan, pada libur Lebaran mendatang, demografi wisatawan secara garis besar akan didominasi oleh segmen keluarga. Dengan prediksi, kategori pilihan wisata mereka meliputi sektor budaya dan kuliner yang akan cukup masif dikunjungi. Sementara beberapa kategori budaya meliputi kawasan sumbu filosofi Jogja, museum atau tempat-tempat heritage, hingga kawasan desa wisata yang punya potensi dan keunikan masing-masing. “Desa wisata jadi salah satu yang menjadi pilihan healing sekaligus ada unsur edukasi dan budaya di dalamnya,” paparnya.

Ia mencontohkan, ada salah satu desa wisata di Bantul yang akan menjamu tamu asing di awal Lebaran nanti. Mereka akan belajar membuat jamu. Lokasinya di KWT Puspa Gemari, Kedaton, Desa Wisata Pleret. Kunjungan wisata ke wilayah Pegunungan Menoreh yang menawarkan pesona alam dan perkebunan teh, diperkirakan juga akan mengalami lonjakan wisatawan.

Pihak desa, pengelola dan penyedia jasa harus dapat mengondisikan kegiatan yang dilangsungkan. Ini agar dapat berjalan lancar dan menyenangkan sekaligus menyehatkan bagi wisatawan. Selain itu, berbagai inovasi atraksi dan aktivitas wisata yang sudah dikembangkan pemerintah atau pengelola wisata, dinilainya juga mampu menggugah wisatawan luar Jogja untuk datang dan menikmati pengalaman berwisata.

Selain itu, berbagai inovasi atraksi dan aktivitas wisata yang sudah dikembangkan pemerintah atau pengelola wisata, dinilainya juga mampu menggugah wisatawan luar Jogja untuk datang dan menikmati pengalaman berwisata. Seperti beberapa lokasi wisata yang menawarkan pesona alam seperti di area pantai Gunungkidul, area goa bawah tanah seperti Goa Pindul, Kali Suci dan lainnya. Hingga ke area Gunungapi Purba di Nglanggeran. Belum lagi lokasi wisata di wilayah Bantul seperti Pantai Parangtritis yang dinilai masih menjadi magnet mengundang wisatawan. Lebaran yang momentumnya bersamaan musim hujan, ada sedikit memengaruhi pilihan wisatawan untuk datang ke pantai.

123…8

Recent Posts

  • Mengangkat Pesona Berau: Puspar UGM Rancang Strategi Pemasaran Pariwisata
  • Lestarikan Kebudayaan: Puspar UGM Rancang Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Barito Timur
  • Kolaborasi Mewujudkan Pariwisata Berkelas Dunia: Puspar UGM dan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa Barat Susun Ripparkab Tahun 2025-2045
  • Puspar UGM Kaji Strategi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Kabupaten Berau
  • Puspar UGM Lakukan Presentasi Pendahuluan Penyusunan Ripparkab Nganjuk
Universitas Gadjah Mada

Pusat Studi Pariwisata
Universitas Gadjah Mada

Kompleks Bulaksumur D-8, Yogyakarta,
55281 Indonesia

Email: ps.pariwisata@ugm.ac.id
Telp/Fax : (+62) 274 564-138

WhatsApp : +62 87829709745

© Puspar, Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY