Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Dr. Destha Titi Raharjana, S.Sos., M.Si., menyampaikan bahwa para wisatawan yang datang ke DIY harus disambut maksimal oleh para pelaku industri wisata secara keseluruhan. Ia berpandangan, pada momen libur lebaran nanti akan cukup merata kategori wisata yang akan dikunjungi. Sebab, DIY sendiri memiliki daya tarik dan pilihan wisata yang beragam. Prediksi top 4 destinasi wisata yang menjadi sasaran wisatawan di Yogyakarta adalah Malioboro, Titik Nol Jogja, Keraton dan Tamansari. Kuliner jelas menjadi pilihan wisata yang akan masif dikunjungi. Beragam pilihan kuliner yang memanjakan lidah dengan berbagai skala harga menarik pengunjung untuk mencicipinya. Sementara itu, beberapa pilihan wisata kategori budaya meliputi kawasan Sumbu Filosofi Yogyakarta, museum atau tempat-tempat heritage, hingga kawasan desa wisata yang punya potensi dan keunikan masing-masing.
Berita
Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM menyelenggarakan Rapat Kerja 2025 pada selasa, 4 Februari 2025. Rapat ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni UGM, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si, Tenaga Ahli dan seluruh pegawai Puspar UGM. Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Puspar UGM Dr. M. Yusuf, M.A., sekaligus menyampaikan paparan capaian kinerja 2024 dan program kerja 2025.
Rangkaian acara dilanjutkan dengan diskusi dan mendengarkan usulan dari para tenaga ahli untuk terobosan program kerja 2025.
Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan selain Bali, Lombok, dan daerah lainnya. Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan yang datang ke Yogyakarta, sebanyak 25 kampung wisata yang sudan terbentuk di Kota Yogyakarta. Kampung wisata ini diharapkan menjadi salah satu alternatif destinasi yang menjadi pilihan bagi wisatawan untuk menikmati wisata berbasis budaya.
Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM, Dr. Destha Titi Raharjana menjadi narasumber dalam kegiatan FGD Peningkatan Kapasitas Pengurus Pokdarwis dan Strategi Pengembangan Kampung Wisata yang diselenggarakan oleh mahasiswa KKN-PPM UGM Unit YO-175. Kelurahan Terban Kota Yogyakarta merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk pengembangan kampung wisata berbasis budaya. Menurutnya, sepanjang jalan Cik Di Tiro, Yogyakarta yang tersambung dengan daerah Kota Baru bisa menjadi storyline yang menarik untuk dikemas sebagai paket wisata. “Mencermati berbagai potensi sejarah yang bisa diungkit membuka peluang sekaligus memberikan nilai tambah bagi kepariwisataan,” kata Destha dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Senin (3/2)
Peneliti Puspar UGM Dr. Destha Titi Raharja, S.Sos., M.Si menjadi pembicara dalam acara Sarasehan Optimalisasi Potensi Ekraf dalam Mendukung Sektor Pariwisata di Kecamatan Taman, Kota Madiun. Kegiatan ini di selenggarakan oleh Mahasiswa KKN PPM UGM yang melaksanakan pengabdian di Kecamatan Taman, Kota Madiun. Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) Periode 4 tahun 2024 di Kecamatan Taman dengan mengusung program besar berupa Pengembangan Desa Kawasan Wisata dalam Peningkatan Perekonomian Masyarakat di Kecamatan Taman, Kota Madiun.
Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Destha Titi Raharjana mengatakan tren pariwisata DIY pada 2025 akan mengarah ke cultural immersion atau pengalaman budaya yang mendalam, health and wellness tourism, dan ecotourism atau wisata ramah lingkungan.
Kemudian aktivitas luar ruangan dan petualangan, liburan di tempat yang sejuk, serta digital nomad friendly destinations, artinya wisatawan sembari liburan tetap bisa bekerja dari jarak jauh. Menurutnya peluang untuk merespon tren pariwisata ini menjadi sebuah keniscayaan bagi DIY. “Jika mencermati perkembangan global dan nasional, tentu saja sektor kepariwisataan di DIY akan terpengaruh,” ucapnya.
Perjalanan survei tim Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM dalam rangka penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Murung Raya, dimulai. Survei ini merupakan bagian dari pemetaan potensi dan daya tarik wisata. Diawali pagi hari, Jumat, 6 September 2024 berkoordinasi di Kantor Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (DKOP) Kabupaten Murung Raya, diterima oleh Kepala DKOP, Kabid Pengembangan Destinasi dan jajaran berdiskusi sekilas tentang perkembangan pembangunan kepariwisataan dan tentunya membahas rencana kegiatan survei tim selama berada di wilayah Murung Raya. Setelah dirasa cukup, Tim Puspar UGM dan Tim DKOP memulai petualangan berbagi dua mobil Hilux 4WD, karena medan jalanan pedalaman yang membutuhkan kendaraan dengan spesifikasi tertentu. Medan yang menantang butuh kendaraan yang fit agar bisa naik turun bukit/gunung.
Semiloka bertema Surat Cinta dari Bulaksumur: Membangun Masa Depan Pariwisata Indonesia yang Tangguh, Berdaulat, dan Bertanggung jawab menandai Peringatan Dies Natalis Pusat Studi Pariwisata UGM ke-30. Semiloka digelar sebagai wujud perjalanan 30 tahun Puspar UGM berdiri dan kedepannya untuk terus menelurkan gagasan sebagai bentuk kontribusinya bagi perkembangan kepariwisataan Indonesia agar semakin lebih baik.
Pengakuan masyarakat global terhadap pembangunan kepariwisataan di Indonesia memperlihatkan perkembangan yang baik, dengan dicapainya peringkat 22 dunia berdasarkan Travel Tourism Development Index yang sebelumnya bertengger pada peringkat 32. Apabila merujuk pada peringkat di atas, secara kuantitatif pembangunan pariwisata Indonesia lebih baik dari Belgia, Selandia Baru, dan Turki. Prestasi ini tentu saja tidak terlepas dari intervensi berbagai kebijakan negara yang pro pada pembangunan industri pariwisata. Salah satunya, terlihat dari peran aktif Indonesia pada kancah global Konferensi Tingkat Tinggi Archipelago and Island States Forum KTT AIS Forum 2023. Melalui forum ini, Indonesia mengajak negara-negara pulau dan kepulauan guna mewujudkan pariwisata berkelanjutan melalui penerapan langkah penting antara lain: mitigasi dan adaptasi perubahan iklim; penerapan blue economy, penanganan sampah, serta tata kelola maritim. Forum ini penting dalam kontribusi ekonomi yang signifikan.
Desa wisata bisa menjadi salah satu destinasi alternatif saat berkunjung ke DIY. Hanya saja, masih banyak pekerjaan rumah yang perlu dirampungkan agar desa wisata di DIY lebih berdaya saing dengan destinasi wisata lainnya.
Peneliti Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM), Dr. Destha Titi Raharjana mengatakan pekerjaan rumah yang pertama yakni harus punya aspek kelembagaan dan legalitas yang jelas. Untuk memastikan hal tersebut diperlukan dukungan dari pemerintah kalurahan serta instansi terkait. Masalah kelembagaan akan diikuti dengan kesiapan dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) pengelola desa wisata, diperlukan tim inti dalam mengelola desa wisata. Tim ini bertugas mengelola desa wisata setiap hari serta monitoring dan evaluasi.
Sektor pariwisata dipercaya sebagai katup penyelamat ekonomi perdesaan jika mampu dikelola dengan profesional. Hadirnya pariwisata di desa mampu membuat rasa bangga sekaligus menjadikan warga desa lebih percaya diri.
Mereka tentunya merasa bisa lebih maju dari lainnya. Dari perspektif pariwisata, eksistensi desa wisata diharapkan mampu menjadi produk alternatif yang mampu menguatkan co-creation agar mampu menahan wisatawan lebih lama.
Demikian disampaikan Dr. Destha Titi Raharjana, S.Sos. M.Si., pegiat Wisata Kerakyatan Peneliti di Pusat Studi Pariwisata UGM pada Webinar bertema Membangun Desa Wisata Yang Unggul, Tangguh dan Berkelanjutan. Webinar diselenggarakan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo-Flores, di Labuan Bajo Selasa (14/5).
Dr. Destha Titi Raharjana, S.Sos. M.Si. peneliti Puspar UGM menyatakan salah satu faktor penentu kemajuan desa wisata tidak lain dan tidak bukan menyangkut kapasitas sumber daya manusia pada lembaga pengelola desa wisata. Karena pengembangan desa wisata sejatinya dijalankan melalui community based tourism (CBT).
“Artinya, menempatkan masyarakat desa sebagai subjek adalah hal utama yang penting dilakukan”, ujarnya saat menjadi narasumber dalam Pelatihan Manajemen Kelembagaan pada kegiatan Kampanye Sadar Wisata (KSW) 5.0 bertempat di desa wisata Kembang Kuning, Lombok Timur, Selasa (22/4).