Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada untuk mengadakan webinar terkait praktik pengembangan medical wellness tourism di Indonesia.
Pariwisata berkembang semakin bervariasi dalam bentuk-bentuk aktivitas, fasilitas, dan layanan yang diberikan kepada konsumennya. Salah satu perkembangan tersebut adalah tumbuhnya bagian dari wisata minat khusus yang fokus kepada kesehatan. Kesehatan sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia kini dapat menjadi salah satu alternatif wisata dan gaya hidup. Bentuk wisata ini muncul dalam medical and wellness tourism.
Kombinasi antara medical dan wellness akan menarik pengguna global yang jumlahnya milyaran orang dan pengguna domestik yang jumlahnya ratusan juta orang. Para pengguna tersebut melakukan aktivitas repetisi untuk melakukan MCU setiap tahun, membutuhkan berbagai perawatan pencegahan untuk kulit, rambut, gigi, manajemen berat badan, maupun mindfulness. Selain itu para pecinta kebugaran, olahraga, travelling, maupun bagi mereka yang masuk dalam daftar tunggu naik haji dapat menjadi pengguna medical wellness ini.
Medical wellness tourism di Indonesia merupakan bagian dari wisata kebugaran dan herbal, mengacu pada Keputusan Bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI beserta Menteri Kesehatan RI Nomor SD/13/HK/01/02/MK/2022 dan Nomor HK.01.08/Menkes/637/2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan Wisata Kesehatan Indonesia.
Pengembangan medical wellness tourism Indonesia yang memiliki ciri khas hasil pemeriksaan yang terukur, natural dan holistik, dengan memanfaatkan kearifan budaya lokal dengan didukung data-data ilmiah dan mendapatkan dukungan dari sarana pelayanan kesehatan membutuhkan sinergi dari berbagai pihak. Para pemangku kepentingan yang terkait dengan medical wellness tourism ini tidak hanya penyedia layanan medical dan wellness namun juga dari pelaku usaha perjalanan wisata yang dapat menjadi agen atau penyedia jasa perjalanan minat khusus wisata medical wellness tourism yang menjembatani dan memastikan bahwa produk yang ditawarkan akan sampai kepada calon wisatawan yang sesuai.
Upaya sinergi ini telah dilakukan dengan membentuk badan wisata kesehatan Indonesia sebagai wadah membangun kolaborasi antar pemangku kepentingan. Badan yang saat ini sudah terbentuk adalah Medan Medical Tourism Board, Bali Medical Tourism Association, North Sulawesi Health Tourism, dan Malang Health Tourism. Badan-badan ini beranggotakan rumah sakit dan penyedia layanan medical wellness.
Praktik pengembangan medical wellness tourism ini tidak lepas dari berbagai hambatan dan tantangan. Hambatan internal, seperti kesiapan fasilitas dan sumber daya manusia, manajemen, dan kebijakan pemerintah yang diperlukan untuk mendukung pengembangan ini tidak dapat dianggap enteng. Eksplorasi sumberdaya alam dan budaya yang dapat mendukung kegiatan ini juga tidak bisa diabaikan. Begitu pula tantangan dari eksternal, khususnya persaingan antar destinasi medical wellness yang cukup ketat, dan bagaimana posisi Indonesia didalamnya. Selain rumah sakit dan penyedia layanan wellness, peran penting dari pelaku usaha jasa pariwisata tidak dapat ditinggalkan. Bagaimana semua pihak bersinergi agar medical wellness tourism dapat berkembang dengan baik sangat diperlukan. Proses-proses yang telah dan sedang dilalui oleh para pelaku medical wellness tourism ini perlu diketahui agar dapat menjadi masukan bagi calon-calon penyedia layanan medical wellness tourism, para pelaku industri pariwisata, pembuat kebijakan, dan masyarakat umum.