Pemerintah Kabupaten Sikka melalui Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) bekerja sama dengan Pusat Studi Pariwisata (Puspar) Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Seminar Pendahuluan Reviu Dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) Kab. Sikka. Seminar ini merupakan wujud realisasi dari kegiatan kerja sama antara UGM dengan Pemkab Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kegiatan ini diselenggarakan di Aula Kantor Bapelitbangkab Sikka dan dibuka Pj Sekda Margaretha Movaldes Da Maga Bapa, ST., M.Eng, Rabu (30/4/2024).
Margaretha Movaldes Da Maga Bapa mewakili Pj Bupati Sikka menyampaikan apresiasi atas kegiatan ini sebagai upaya mengembangkan sektor pariwisata di daerah Sikka. Dia menyampaikan terdapat beberapa perubahan dan perkembangan dalam 9 tahun terakhir di sektor kepariwisataan, seperti pemekaran wilayah desa/kelurahan, perkembangan daya tarik wisata, serta tumbuhnya objek-objek baru yang ramai dikunjungi wisatawan. Secara khusus terbitnya Permen Pariwisata No.10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Ripparprov/Ripparkab/kota dan regulasi perencanaan terbaru RPJMD dan RTRW, sehingga dokumen substansi Ripparda harus menyesuaikan dengan ketiga regulasi tersebut. Reviu ini juga dilakukan untuk mendorong sinergi antar sektor dan OPD, sehingga dapat mencapai hasil yang optimal.
Pada seminar ini, Tim Ahli Puspar UGM antara lain Dr. Mohamad Yusuf, MA (Kepala Puspar UGM), Wijaya, S. Hut, M.Sc., dan Ika Rachmadani Kurniawan, A.Md. Acara inipun dihadiri sekitar 35 orang berasal dari pimpinan OPD (Bapelitbang, Dinasparbud), Kepala Desa, Akademisi (IFTK Ledalero, Unimof), perwakilan pelaku ekraf/UMKM, HPI, PHRI, Asidewi, dan praktisi pariwisata.
Dr. Mohamad Yusuf, MA., selaku Ketua Tim Ahli dalam kesempatan ini menegaskan sebagai wilayah kepulauan di daratan Flores, Kabupaten Sikka menyandang peran dan posisi strategis dari sisi ekonomi, budaya, dan akses. Oleh karena potensi unggulan yang dimiliki wilayah ini perlu dibangkitkan dan dikembangkan untuk menjadi pilar pembangunan perekonomian di wilayah ini khususnya dan Provinsi NTT umumnya. Pemkab Sikka percaya pembangunan sektor kepariwisataan sejalan dengan tujuan SDG’s, diantaranya mendorong pertumbuhan ekonomi (8), mengurangi angka kemiskinan (1), adanya praktik ekowisata mampu menekan ancaman perubahan iklim (13), sekaligus perlu didorong kemitraan antar pemangku kepentingan (17) untuk mewujudkan daya saing destinasi pariwisata Sikka yang kuat.
Disamping itu, satu hal penting dalam membangun pariwisata di wilayah ini adanya kolaborasi hexahelix, yaitu unsur Akademisi, Business, Government, Community, Media, dan Lembaga Keuangan. Langkah awal dengan membentuk forum komunikasi pariwisata enam unsur diatas sebagai upaya meningkatkan promosi pariwisata Sikka serta memperkuat sinergi dan komitmen antara Pemkab dengan para pelaku pariwisata.
Peneliti lain dari Puspar UGM, Wijaya menyampaikan bahwa Kabupaten Sikka memiliki daya tarik wisata yang sangat beragam, baik alam, budaya maupun buatan. Daya tarik wisata tersebut berupa pantai, pulau-pulau kecil, spot dive, gunungapi, air terjun, mangrove, goa, bukit purba, jelajah hutan, budaya, kuliner dan kerajinan lokal. Kajian awal Puspar UGM mencatat sebanyak ±75 daya tarik wisata yang tersebar di 21 kecamatan.
Lebih lanjut Wijaya, S.Hut., M.Sc memberi penekanan bahwa pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Sikka tidak terlepas dari dua kawasan penting disekitarnya, yaitu Kelimutu Ende sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Destinasi Pariwisata Super Prioritas Labuan Bajo yang saat ini sedang berkembang dan ramai kunjungan. Posisi strategis ini menjadi salah satu kekuatan destinasi ini. Kita berharap mendapat imbas dan limpahan wisatawan dari kedua destinasi unggulan ini.