Puspar UGM menyelenggarakan International conference pada 30-31 Mei 2022 secara online. Steering committee untuk kegiatan ini adalah Prof. Dr. -Phil. Janianton Damanik, M.Si (Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Gadjah Mada), Dr. rer.pol. Dyah Widyastuti, S.T., M.C.P (The Graduate School of Universitas Gadjah Mada), Dr. Nuryuda Irdana, S.P.M.M. (Vocational College, Universitas Gadjah Mada) dan Dr. Wiwik Sushartami, M.A (Faculty of Cultural Sciences, Universitas Gadjah Mada).
Pandemi covid 19 yang berjalan hampir 2 tahun telah melumpuhkan sektorpariwisata. UNWTO memperkirakan antara US$ 910 hingga US$ 1.200 miliar kerugian bagi industri pariwisata akibat penghentian perjalanan wisata global. Selain itu, diperkirakan antara 100 hingga 120 juta pekerjaan berisiko hilang atau paling tidak rentan terhadap risiko. Dampak pandemi Covid-19 ini direspon oleh berbagai pihak. UNWTO, misalnya, menawarkan peta jalan yang mungkin lebih rasional bagi negara tujuan, yaitu: pertama, mitigasi dampak sosial ekonomi terhadap mata pencaharian, terutama pekerjaan perempuan dan keamanan ekonomi; kedua, meningkatkan daya saing dan ketahanan, termasuk melalui diversifikasi ekonomi, dengan mendorong pariwisata domestik dan daerah jika memungkinkan, dan memfasilitasi lingkungan usaha yang kondusif bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM); ketiga, dorongan inovasi dan transformasi digital pariwisata, termasuk promosi inovasi dan investasi keterampilan digital, terutama bagi pekerja yang sementara menganggur dan bagi pencari kerja; keempat, mendorong pembangunan berkelanjutan pariwisata hijau yang tangguh, berdaya saing, hemat sumber daya, dan netral karbon; dan, kelima, koordinasi dan kemitraan untuk memulai kembali dan mengubah sektor ini menuju pencapaian SDG, memastikan pemulihan pariwisata dan mengurangi pembatasan perjalanan secara bertanggung jawab.
Peta jalan yang ditawarkan UNWTO tidak bisa serta merta diterapkan disetiap negara. Perlu intepretasi dan adaptasi lebih lanjut sesuai dengan kondisi masing-masing. Oleh karena itu, identifikasi konsep transformasi serta mengantisipasi praktik yang diharapkan sesuai dengan tren pariwisata era normal baru penting untuk dilakukan. Selain itu masih ada pertanyaan besar, bagaimana mengambil tindakan strategis dan kreatif untuk menjamin keberlanjutan pariwisata new normal. Konferensi ini diharapkan menjadi salah satu jalan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas. Hasil temuan, kebijakan, strategi dan arahan-arahan lain muncul dari berbagai penelitian, pengabdian masyarakat, dan pengembangan inovasi produk diharapkan dapat dipresentasikan dan dipublikasikan dalam prosiding yang dapat diakses secara terbuka oleh siapapun. Selain itu kegiatan ini merupakan bentuk dukungan UGM sebagai center of excellent di bidang pariwisata.
International konferensi ini dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran nyata akibat Pandemi COVID-19 disektor pariwisata dan industri kreatif, menghimpun pandangan kritis berbasis pengalaman empiris terkait rancangan pariwisata new normal di masa depan (post-pandemic).
Pembukaan dengan Keynote Speech dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Sandiaga Uno.
Pembicara utama dalam seminar ini terdiri dari:
- Prof. Dallen J. Timothy, PhD (Arizona State University, USA)
- Prof. Metin Kozak (Kadir Has University, Turkey)
- Dr. David Beirman (University of Technology Sydney, Australia)
- Associate Prof. Weerapon Thongma (Maejo University, Thailand)
Selain pembicara utama, terdapat delapan pembicara yang diundang dalam kegiatan ini, yaitu:
- Prof. Badaruddin Mohamed (Universiti Sains Malaya, Malaysia)
- Prof. Janianton Damanik (Universitas Gadjah Mada, Indonesia)
- Prof. I Nyoman Darma Putra (Universitas Udayana, Indonesia)
- Dr. Jasper Heslinga (NHL Stenden University of Applied Sciences, The Netherlands)
- Dr. Devi Roza Kausar (Universitas Pancasila, Indonesia)
- Dr. Wiwik Sushartami (Universitas Gadjah Mada, Indonesia)
- Dr.rer.pol. Dyah Widyastuti (Universitas Gadjah Mada, Indonesia)
- Dr. Nuryuda Irdana (Universitas Gadjah Mada, Indonesia)