Puspar UGM berkolaborasi dengan BKPSDM Kabupaten Kutai Kartanegara melakukan pelatihan dasar kepariwisataan untuk peningkatan kapasitas SDM ASN. Kegiatan dilaksanakan pada 2—4 November 2023 di Yogyakarta. Pelatihan diikuti oleh 30 peserta yang berasal dari perwakilan OPD di Kutai Kartanegara. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi ASN di Kabupaten Kutai Kartanegara terkait dengan pembangunan dan pengelolaan kepariwisataan yang mendukung peningkatan daya saing domestik, maupun global.
Pelatihan
Puspar UGM berkolaborasi dengan Badan Pelaksana Otorita Borobudur (BPOB) menyelenggarakan Pelatihan Tata Kelola Desa Wisata di Wilayah Koordinatif Badan Pelaksana Otorita Borobudur.
Desa memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, ada banyak pilihan untuk memajukan desa, dan menyediakan pekerjaan yang layak di desa. Pengembangan pariwisata, misalnya, dapat menjadi pilihan. Pengembangan pariwisata dapat memberikan kontribusi yang besar untuk kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan pelatihan yang diikuti 8 (delapan) Desa Wisata dilaksanakan pada tanggal 1-2 Desember 2022. Secara resmi kegiatan dibuka oleh Direktur Destinasi Pariwisata BPOB, Agustin Peranginangin.
Puspar UGM bekerja sama dengan Badan Pelaksana Otorita Borobudur mengadakan pelatihan tata kelola destinasi wisata di wilayah koordinatif BPOB pada hari senin-selasa, 28-29 November 2022. Pelatihan berlangsung secara luring di Balkondes Karangrejo, Kabupaten Magelang. Peserta pelatihan adalah Bappeda dan Litbangda, Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga, Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM di Kabupaten Magelang, Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Kulon Progo. Acara dibuka oleh Kepala Divisi Aksesibilitas dan Infrastruktur Badan Pelaksana Otorita Borobudur Wisnu Yudananto S.E,M.E. dengan Dr. Mohamad Yusuf, M.A selaku Kepala Puspar UGM.
Puspar UGM menyelenggarakan pelatihan pemasaran digital destinasi pariwisata bekerja sama dengan Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten Kutai Kartanegara. Kegiatan ini dilaksanakan pada 21-22 November 2022 secara tatap muka. Secara resmi kegiatan dibuka oleh Kepala Puspar UGM Dr. Mohamad Yusuf, M.A.
Tren wisata di dunia mulai berubah. Destinasi pariwisata serta teknologi mempengaruhi cara masyarakat mengakses wisata serta rekreasi. Tidak hanya itu saja perkembangan teknologi khususnya informasi dan komunikasi secara tidak langsung juga mempengaruhi selera dan cara bisnis pariwisata berkembang.
Tren wisata di dunia mulai berubah. Destinasi pariwisata serta teknologi mempengaruhi cara masyarakat mengakses wisata serta rekreasi. Tidak hanya itu saja perkembangan teknologi khususnya informasi dan komunikasi secara tidak langsung juga mempengaruhi selera dan cara bisnis pariwisata berkembang.
Puspar UGM menyelenggarakan pelatihan pemasaran digital destinasi pariwisata bekerja sama dengan Universitas Merdeka Malang. Kegiatan ini dilaksanakan pada 28-29 Oktober 2022 secara tatap muka dengan metode penyampaian materi, diskusi interaktif dan studi lapangan. Kegiatan dibuka secara resmi oleh kepala Puspar UGM, Dr. Mohamad Yusuf, MA. Narasumber pelatihan ini menghadirkan para praktisi pemasaran digital, peneliti dan akademisi yang terkait dengan pemasaran digital pariwisata. Pengajar pada pelatihan ini yaitu Prof. Ir. Tarcicius Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D., IPU, Dr. Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc., Dr.rer.nat. Wiwit Suryanto, S.Si., M.Si, dan Ferry Teguh S, S.T. Peserta pelatihan adalah dosen dari Universitas Merdeka Malang.
Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM bekerjasama dengan Universitas Airlangga dan Politeknik Pariwisata Lombok dalam rangka pelatihan teknik penyusunan rencana induk pembangunan kepariwisataan daerah. Kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 21-22 Oktober 2021, bertempat di Yogyakarta.
Narasumber dalam kegiatan hari pertama adalah Prof.Dr-Phil.Janianton Damanik, M.Si, Dr. Hendrie Adji Kusworo, Dr. M. Yusuf, MA, Sotya Sasongko, S.Sos, M.Si, dan Esti Cemporaningsih, S.T, M.Si. Selanjutnya, kegiatan hari kedua studi lapangan bertempat di Desa Wisata Candirejo, peserta pelatihan diajak untuk jelajah kawasan Desa Wisata Candirejo dan diskusi dengan narasumber Pusat Studi Pariwisata UGM Dr. Destha Titi Raharjana dan Tatak Sariawan selaku pengelola Desa Wisata Candirejo.
Tema Pelatihan 7 | PERENCANAAN KAWASAN EKOWISATA |
Latar Belakang | Pembangunan pariwisata di daerah sudah saatnya untuk dipersiapkan secara lebih terstruktur, terpadu dan berkesinambungan. Pariwisata dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan penerimaan devisa negara, juga diandalkan bagi tumbuh berkembangnya peluang berusaha masyarakat sekitar kawasan serta terbentuknya interaksi antar budaya dan misi pelestarian lingkungan. Misi untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai sumber devisa utama sebagai penopang pertumbuhan ekonomi seringkali membawa pemikiran perumus kebijakan pada aspek-aspek kuantitatif pariwisata. Pembangunan pariwisata diartikan sebagai bagaimana memfasilitasi kedatangan wisatawan sebanyak mungkin, dengan lama tinggal selama mungkin dan membelanjakan uangnya sebanyak mungkin. Proyeksi-proyeksi dilakukan untuk mengestimasi multiplier effect pariwisata. Obsesi untuk memfasilitasi datangnya wisatawan ini seringkali melupakan pertimbangan daya-dukung daerah tujuan wisata. Untuk mengatasi hal ini muncul konsep sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan. Ekowisata merupakan salah satu bentuk wisata yang sangat erat dengan prinsip konservasi. Bahkan dalam strategi pengembangannya, ekowisata juga menggunakan strategi konservasi. Dengan demikian ekowisata sangat tepat dan berdaya guna dalam mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem di areal yang masih alami. Hal ini disebabkan karena melalui ekowisata pelestarian alam dapat ditingkatkan kualitasnya. |
Sasaran yang diharapkan | Peserta :
|
Materi Ajar | Bahan Pembelajaran :
|
Metode Pelatihan | Komposisi :
50 % Teori diskusi di kelas dan 50% Kunjungan Lapangan |
Tema Pelatihan 8 | TEKNIK PENYUSUNAN DAYA DUKUNG KAWASAN WISATA (CARRYING CAPACITY) |
Latar Belakang | Pengembangan destinasi pariwisata perlu berbasis perencanaan dan pengendalian. Komponen destinasi di dalamnya mencakup aspek fisik dan lingkungan sosial budaya. Oleh sebab itu penting untuk diketahui tingkat kerawanan komponen lingkungan tersebut. Di pihak lain, salah satu hal yang cari wisatawan di destinasi adalah tercapainya kepuasan. Kondisi inilah yang patut disadari dan dipertimbangkan oleh pengelola daya tarik wisata, agar tercapai kepuasan wisatawan secara maksimal, maka penting untuk dipahami aspek daya dukung di kawasan pariwisata. |
Sasaran yang diharapkan | Peserta :
1. Mengidentifikasi potensi pariwisata di destinasi pariwisata dan dampak yang disebabkan oleh aktivitas pariwisata terhadap lingkungan. 2. Menganalisis carrying capacity kawasan wisata, baik fisik dan non fisik. 3. Merumuskan strategi penguatan carrying capacity untuk destinasi 4. Praktek analisis daya dukung kawasan wisata. |
Materi Ajar | Bahan Pembelajaran :
|
Metode Pelatihan | Komposisi :
50 % Teori diskusi di kelas dan 50% Kunjungan Lapangan |
Tema Pelatihan 3 | PERENCANAAN DESTINASI PARIWISATA |
Latar Belakang | Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang demikian pesat telah banyak mempengaruhi dunia bisnis dan kehidupan sosial masyarakat, termasuk industri pariwisata. Revolusi 4.0 menurut respon pengelola pariwisata. Perubahan tersebut terlihat dari cara mereka mencari informasi, merencanakan dan mengimplementasikan perjalanannya, beraktivitas di destinasi dll. Perubahan perilaku tersebut dipercaya karena diakibatkan oleh perkembangan teknologi informasi yang kini kian pesat. Selain itu fenomena dari peralihan era tersebut, membuat pengunjung semakin tergantung dan memiliki kecendurungan yang menginginkan kemudahan serta cara-cara yang cepat. Oleh karena itu, industri pariwisata seudah mulai menunjukkan ketergantungannya terhadap teknologi informasi dan komunikasi dalam menciptakan dan menyampaikan value kepada pengunjungnya agar lebih berdaya saing. |
Sasaran yang diharapkan | Peserta :
|
Materi Ajar | Bahan Pembelajaran :
a. Pengantar : Mengenal smart destination b. Teknik implementasi smart destination c. Pendekatan smart destination dalam industri pariwisata d. Studi kasus : Destinasi Smart Destination |
Metode Pelatihan | Komposisi :
50 % Teori diskusi di kelas dan 50% Kunjungan Lapangan |
Tema Pelatihan 10 | PEMASARAN DIGITAL DESTINASI WISATA |
Latar Belakang | Tren wisata di dunia mulai berubah. Destinasi pariwisata serta teknologi mempengaruhi cara masyarakat mengakses wisata serta rekreasi. Tidak hanya itu saja perkembangan teknologi khususnya informasi dan komunikasi secara tidak langsung juga mempengaruhi selera dan cara bisnis pariwisata berkembang. Pola pengelolaan informasi pariwisata berbasis platform online membuat bisnis wisata sekarang ini jauh berubah. Bagaimana “kita” menyesuaikan diri dalam kompetisi bisnis pariwisata, sementara gemburan teknologi media baru semakin massif. |
Sasaran yang diharapkan | Peserta :
1. Memaksimalkan promosi pariwisata melalui pemanfaatan teknologi 2. Membuat konten serta mengelola media sosial maupun website pariwisata 3. Mengimplementasikan konsep promosi POS (Paid Media, Owned Media, maupun Sosial Media) dalam memasarkan potensi destinasi. |
Materi Ajar | Bahan Pembelajaran :
a. Pariwisata di era digital b. Teknik promosi destinasi melalui IT c. Dasar-dasar pembuatan konten promosi melalui standar 3A d. Strategi penguatan content media promosi berbasis IT |
Metode Pelatihan | Komposisi :
50 % Teori diskusi di kelas dan 50% Kunjungan Lapangan |