Tema Pelatihan 6 | TEKNIK PERANCANGAN PRODUK DAN PASAR WISATA MINAT KHUSUS |
Latar Belakang | Perkembangan sektor kepariwisataan, salah satunya ditandai dengan adanya pergeseran minat berwisata. Motivasi wisatawan tidak dapat diabaikan. Khususnya bagi pengelola/pengambil kebijakan agar mampu membaca selera pasar. Pergeseran minat wisatawan inilah yang menjadi point utama, khususnya dalam pengembangan wisata minat khusus. Wisata minat khusus, memberikan penekanan pada aspek motif/keinginan wisatawan, yang secara khusus ingin mendapatkan pengalaman dikala mereka berwisata. Pemahaman mendasar atas bagaimana mengembangkan aktivitas wisata minat khusus menjadi penting, agar destinasi lebih mampu menahan lama tinggal wisatawan. |
Sasaran yang diharapkan | Peserta :
Mampu memiliki pemahaman mendasar atas wisata minat khusus. Mampu menjalakan strategi perencanaan produk wisata minat khusus. Mampu melakukan perencanaan pemasaran wisata minat khusus. |
Materi Ajar | Bahan Pembelajaran :
|
Metode Pelatihan | Komposisi :
50 % Teori diskusi di kelas dan 50% Kunjungan Lapangan |
Menjadikan Puspar UGM sebagai pusat studi rujukan untuk melakukan:
1. Penelitian yang bermutu dan mampu menjawab masalah kepariwisataan;
2. Tatakelola yang akuntabel, transparan, bertanggungjawab, dan adil guna mendorong ekfektifitas dan efisiensi pemanfaatan sumber daya;
3. Kerjasama yang adil, saling menguntungkan, dan berkelanjutan dengan para mitra; dan
4. Implementasi hasil penelitian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ketua Tim : Prof. Dr.-Phil. Janianton Damanik, M.Si.
Koordinator Studio : Wijaya, S. Hut., M.Sc.
Pemerintah melalui Nawacita ke-3 mendorong pembangunan Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa-desa dalam kerangka NKRI. Amanat UU No.6/2014 tentang Desa menyebutkan bahwa pembangunan kawasan perdesaan sebagai salah satu pendekatan dalam menyelesaikan permasalahan desa. Langkah awal dalam pembangunan kawasan perdesaan adalah menyusun RPKP dengan lokus KPPN Pulau Kapota, Kabupaten Wakatobi.
Ketua Tim : Dian Agung Wicaksono, S.H., LL.M.
Koordinator Studio : Wijaya, S. Hut., M.Sc.
Sektor pariwisata memiliki peranan penting bagi pembangunan daerah dan pemberdayaan masyarakat, termasuk di Kabupaten Aceh Tamiang. Hal tersebut tercermin dari tujuan pembangunan pariwisata, yakni untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat, serta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global. Maka dari itu, adanya perencanaan yang matang menjadi hal yang substansial dalam rangka mencapai penyelenggaraan pembangunan kepariwisataan yang sistematis, terencana, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.
Ketua Tim : Prof. Dr.-Phil. Janianton Damanik, M.Si.
Koordinator Studio : Wijaya, S. Hut., M.Sc.
Ripparda Kota Sibolga telah disusun tahun 2014. Dalam waktu 5 tahun ini telah terjadi perubahan yang relatif cepat, baik dalam regulasi maupun pemekaran wilayah kecamatan dan kelurahan/desa. Salah satu yang strategis adalah Peraturan Menteri (Permen) Pariwisata Nomor 10 tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata (Rippar) provinsi, kab./kota yang wajib dipedomani dan Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang mengharuskan setiap provinsi/kabupaten/kota memiliki Ripparda.
Ketua Tim : Prof. Dr.-Phil. Janianton Damanik, M.Si.
Koordinator Studio : Wijaya, S. Hut., M.Sc.
Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau adalah wilayah kepulauan memiliki nilai geostrategis bagi Indonesia karena berhadapan langsung dengan Laut Cina Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Kepulauan Anambas, yaitu sebelah utara dengan Laut Natuna Utara Vietnam, sebelah Selatan dengan Kabupaten Bintan, sebelah barat dengan Laut Natuna Utara / Malaysia, dan sebelah Timur dengan Kabupaten Natuna. Luas wilayah Kepulauan Anambas adalah 46.664,14 km2, dengan rincian 46.029,77 km2 atau 98,65% adalah lautan dan 634,37 km2 atau 1,35% adalah lahan/daratan. Adapun jumlah pulau sebanyak 255 buah, 26 pulau berpenghuni dan 5 pulau termasuk pulau terluar (perbatasan).
Ketua Tim: Prof. Ir. T. Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D.
Koordinator: Sotya Sasongko, S.Sos, M.Si.
Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Berau dengan Puspar UGM pada tahun 2018. Tujuan penyusunan Masterplan Kawasan Wisata Ulingan adalah mengidentifikasi potensi wisata, isu strategis pengembangan pariwisata, analisis pengembangan daya tarik wisata dan rekomendasi perencanaan kawasan wisata guna meningkatkan kualitasnya dengan memperhatikan aspek pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Ketua Tim: Prof. Dr-Phil. Janianton Damanik, M.Si.
Koordinator: Sotya Sasongko, S.Sos, M.Si.
Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Nganjuk dengan Puspar UGM tahun 2018. Penyusunan RIPPARKAB Nganjuk bertujuan untuk memberikan arah pengembangan serta konsep, kebijakan dan rencana strategis yang menjadi dasar pengembangan destinasi pariwisata Kabupaten Nganjuk di masa yang akan datang. Kabupaten Nganjuk memiliki potensi wisata yang cukup banyak dengan prospek kedepan sangat menjanjikan. Salah satu daya tarik wisata yang terkenal adalah Air Terjun Sedudo, yang diyakini oleh sebagian masyarakat memiliki khasiat dapat menjadikan awet muda bagi yang berwisata dan mandi disana. Daya tarik wisata lainnya yang cukup menarik dan potensial untuk dikembangkan antara lain: Watu Lawang, Air Merambat Roro Kuning, Goa Margo Trisno, Taman Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL), Candi Ngetos dan The Legend Waterpark. Kuliner khas Nganjuk yang cukup lezat antara lain: Nasi Pecel, Becek (Sate dan Gulai Kambing), Asem-Asem Kambing dan Krengsengan. Kabupaten Nganjuk juga terkenal dengan tanaman buah seperti: Durian, Mangga dan Rambutan.
Ketua Tim: Prof. Ir. T. Yoyok Wahyu Subroto, M.Eng., Ph.D.
Koordinator: Sotya Sasongko, S.Sos, M.Si.
Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Tuban dengan Puspar UGM pada tahun 2019. Obyek wisata Bektiharjo dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Tuban melalui Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga. Saat ini perkembangan obyek wisata tersebut mengalami penurunan jumlah pengunjung sehingga kurang maksimal dalam memberikan kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Oleh karena itu kajian ini diharapkan dapat memberikan hasil analisis optimalisasi pemanfaatan potensi yang ada, penerapan pariwisata yang berwawasan lingkungan, arahan pengelolaan yang efektif dan efisien, dan tersusunnya grand design pengembangan.
Ketua Tim: Dr. Dyah Mutiarin.
Koordinator: Sotya Sasongko, S.Sos, M.Si.
Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta dengan Puspar UGM tahun 2018. Kota Yogyakarta menjadi salah satu destinasi wisata yang favorit pada saat liburan akhir pekan, hari raya maupun liburan sekolah. Kunjungan wisatawan senantiasa meningkat dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2014 sebanyak 3.007.253 wisatawan, dan tahun 2016 sebanyak 3.304.236. Kota Yogyakarta merupakan memiliki daya tarik wisata yang menarik dan beragam, mudah dicapai dengan transportasi darat dan udara, memiliki fasilitas penunjang yang memadai serta telah memiliki brand image yang kuat sebagai destinasi wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan kajian terhadap kepuasan wisatawan yang berkunjung dan menyusun rekomendasi untuk meningkatkan kepuasan wisatawan di Kota Yogyakarta. Kepuasan wisatawan merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan kepariwisataan, sekaligus berdampak positif terhadap promosi, karena wisatawan yang puas akan bercerita kepada sanak saudara, teman dan relasinya tentang pengalaman berwisata yang memuaskan, sehingga menarik minat saudara, teman dan relasinya tersebut untuk berkunjung ke Kota Yogyakarta.