Tourism destinations after COVID-19?
Tools, methods, strategies and instruments for building Yogyakarta back better
Pariwisata setelah COVID – 19 ?
Sejak COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, banyak negara melakukan lock down untuk mencegah penyebaran virus tersebut. Perjalanan hanya dimungkinkan untuk jarak pendek sedangkan perjalanan internasional tidak mungkin dilakukan. Orang-orang juga tidak diperkenankan berkumpul dalam jumlah besar. Hal ini membuat sektor pariwisata mengalami kemunduran dan menghadapi kondisi yang penuh ketidakpastian di masa depan.
Melihat kondisi ini, CELTH, sebuah organisasi para pakar dalam leisure, tourism & hospitality menawarkan panduan untuk menyusun berbagai skenario untuk kebangkitan pariwisata. Panduan-panduan ini disampaikan dalam sebuah webinar yang dilakukan bersama dengan Pusat Studi Pariwisata UGM. Dalam kegiatan ini akan disampaikan panduan-panduan praktis dan contoh-contoh best practice di beberapa negara yang diharapkan dapat membantu para pemangku kepentingan di Yogyakarta untuk membangkitkan pariwisata pasca pandemi.
Webinar 1
Topik:
Business-as-usual or business-as-unusual? A scenario approach to the future of tourism diselenggarakan pada8 April 2021 pukul 15.00-17.30 WIB. Menghadirkan narasumber Menno Stokman dan Jasper Heslinga
Pandemi COVID-19 menunjukan bahwa pariwisata merupakan sektor yang rapuh dan terus menerus menghadapi perubahan serta ketidakpastian. Untuk menghadapinya, para ahli dari CELTH akan membantu para pemangku kepentingan sektor pariwisata di Yogyakarta dengan menunjukan empat skenario pariwisata pasca COVID-19 yang telah mereka kembangkan. Selain itu mereka akan menunjukan beberapa contoh sukses penerapan metode ini di seluruh dunia. Sub topik yang dibahas dalam seminar ini adalah Pengenalan terhadap CELTH, Memikirkan pariwisata dan masa depan: berurusan dengan ketidakpastian, Pengantar metode perencanaan skenario dan langkah-langkahnya, Gambaran 4 skenario pembangunan pasca COVID-19, dan Contoh praktek terbaik di seluruh dunia.
Webinar 2
Topik:
A new perspective on balanced and responsible destinations diselenggarakan pada 26 April 2021, pukul 15.00-17.30 WIB.
Pandemi COVID-19 menunjukan kerentanan pariwisata, oleh karena itu kita harus mengembangkan destinasi yang mempunyai kemampuan untuk menghadapi perubahan dan ketidakpastian. Tentunya hal ini tidak mudah. Setidaknya terdapat empat pertanyaan yang harus dijawab. Pertama, target apa yang kita miliki dalam pengembangan destinasi. Kedua, wisatawan yang mana dan seperti apa yang ingin kita raih. Ketiga, atraksi dan layanan wisata apa yang kita tawarkan. Keempat pengembangan seperti apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya? Pada sesi ini akan diperkenalkan agenda pembangunan bertanggung jawab dari CELTH (CELTH Agenda Responsible Destination), yang mencakup sisi penawaran dan permintaan pariwisata secara seimbang. Sub Topik yang dibahas dalam seminar ini yaitu titik temu, visi, dan target, CELTH Agenda Responsible Destinations, Pemetaan perjalanan wisatawan sebagai alat untuk mengetahui sisi permintaan destinasi, Kerangka 5A untuk memahami sisi penawaran destinasi dan Contoh/Praktek Terbaik.
Webinar 3
Topik:
A toolbox for destination development and visitor management diselenggarakan pada 21 Mei 2021, pukul 15.00-17.30 WIB
Mengembangkan dan mengelola destinasi adalah tugas yang cukup rumit dan melibatkan banyak pemangku kepentingan dengan berbagai kepentingan. Untuk mengurangi kerumitan tersebut para narasumber akan menyampaikan alat bantu untuk memetakan berbagai pemangku kepentingan dan cara untuk memahami proses tata kelola destinasi. Alat bantu ini didasarkan pada penelitian dan praktek nyata dari seluruh dunia. Sub topik yang dibahas adalah Kesulitan dalam mengembangankan dan mengelola destinasi, Pemetaan pemangku kepentingan sebagai alat untuk memahami pembuat kebijakan di destinasi, Laporan UNWTO tentang Overtourism (11 strategi, 89 instrumen), Valuable Tourism Report (Dutch Council for the Environment and Infrastructure) dan Contoh/praktek terbaik