Puspar UGM menyelenggarakan seminar series secara online pada 21 Mei 2021 dengan mengangkat tema utama yaitu Revitalisasi Manajemen dan Navigasi Para Pemasar Destinasi Pada Masa Pandemi Covid-19. Menghadirkan narasumber
Keynote Speaker : Dr. Sandiaga S. Uno, MBA., Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Barekraf.
Narasumber 1 : Dr. Frans Teguh, MA., Plt. Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Kemenparekraf/Barekraf
Narasumber 2 : Dr. Agus Rochiyardi, M.M., Direktur Pemasaran Badan Otorita Borobudur.
Narasumber 3 : Drs. H. Didien Junaedy (Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata
Indonesia (GIPI)
Moderator
Prof. Dr.-Phil. Janianton Damanik, M.Si., Kepala Pusat Studi Pariwisata UGM.
Dalam kondisi normal, pariwisata tetap menjadi salah satu pengungkit ekonomi yang kuat dengan efek dan magnitude yang berbeda pada tingkat global, regional, nasional, dan lokal. Namun, pandemi Covid-19 secara nyata meredupkan seluruh aktivitas pariwisata hingga sekarang. Dampaknya sangat luas dan parah terhadap seluruh aktivitas ekonomi langsung maupun tidak langsung. Kerugian ekonomi dan sosial akibat terhentinya perjalanan wisata antara daerah dan negara hampir tidak terhitung. Kerugian ini diprediksi akan terus bertambah akibat pandemi Covid-19 belum bisa ditangkal secara sempurna. Artinya, pariwisata juga akan menghadapi ketidakpastian.
Dalam hal ini, manajemen destinasi perlu mendapat perhatian yang serius karena fungsinya yang sangat vital dalam masa recovery. Manajemen destinasi berperan sebagai navigator yang mengarahkan pergerakan seluruh aktivitas inti pariwisata. Namun, peran itu melemah akibat pandemi Covid-19. Kondisi ini menjadi titik kritis pariwisata secara keseluruhan dan perlu dijadikan sebagai alasan kuat bagi semua pemangku kepentingan untuk mencari terobosan untuk mereduksi tingkat keparahan kepariwisataan sekaligus menemukan celah peluang.
Salah satu langkah yang perlu ditindaklanjuti adalah revitalisasi manajemen destinasi. Revitalisasi bermaksud untuk mengoptimalkan kekuatan sumber daya destinasi agar semakin membentuk citra positif. Citra melekat kuat pada destinasi, sehingga perubahan-perubahan positif citra tersebut akan menjadi faktor pengungkit permintaan perjalanan dari segmen pasar wisatawan. Pembentukan citra inilah yang merupakan langkah strategis pertama dengan cara merevitalisasi manajemen destinasi. Pada masa pandemi, pembentukan citra positif destinasi bergantung pada kapasitas manajemen untuk menerapkan Cleanliness, Health, Safety, dan Environment Sustainability (CHSE) secara konsisten dan terukur.
Membentuk citra positif destinasi ibarat menjelajahi samudera perilaku atau tuntuan pasar wisatawan yang sangat dinamis dan ikut terdisrupsi pada masa pandemi. Di sinilah navigasi perlu bagi para pemasar destinasi. Contoh yang menonjol adalah fakta, bahwa jaminan praktik CHSE di destinasi berada pada ranking teratas sebagai syarat untuk mengunjungi destinasi. Ketidakpatuhan pada protokol kesehatan baik oleh host maupun wisatawan sendiri di destinasi dipandang sebagai pengabaian praktik manajemen yang handal. Para pemasar destinasi membutuhkan navigator yang memampukan mereka memberikan layanan yang bermutu terbaik kepada wisatawan. Maka perlu dirumuskan langkah-langkah strategis untuk merevitalisasi manajemen destinasi pariwisata agar responsif dan akseleratif menghadapi risiko pandemi Covid-19. Revitalisasi berfokus pada manajemen produk dan strategi pemasaran yang sama-sama terdisrupsi oleh pandemi tersebut.