Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa provinsi di Indonesia telah bertambah, dari 33 provinsi saat ini menjadi 34 provinsi. Ini terjadi dengan disahkannya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Pembentukan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). RUU pembentukan Kaltara ini sebelumnya disetujui oleh Rapat Paripurna DPR pada 25 Oktober 2012 untuk disahkan menjadi Undang-Undang (UU). Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 16 November 2012 lalu telah menandatangani Undang-Undang tersebut.
UU tersebut menyebutkan, provinsi Kalimantan Utara berasal dari sebagian wilayah provinsi Kalimantan Timur. Wilayahnya terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota, yakni: Kabupaten Bulungan, Malinau, Nunukan dan Tana Tidung serta Kota Tarakan. Pasal 7 menyebutkan: “Ibukota provinsi Kalimantan Utara berkedudukan di Tanjung Selor, kabupaten Bulungan”. Sedang pasal 5 ayat (3) menyatakan, penetapan batas wilayah secara pasti di lapangan ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) paling lama 5 (lima) tahun sejak peresmian provinsi Kaltara, tetapi dalam rancangan undang-undangan Batas-batas wilayah provinsi Kaltara adalah: sebelah Utara berbatasan dengan Negara Bagian Sabah, Malaysia, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Sulawesi, sebelah Selatan berbatasan dengan empat kabupaten di provinsi Kaltim, yakni: Kutai Barat, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, dan kabupaten Berau, dan sebelah Barat berbatasan dengan Negara Bagian Sarawak, Malaysia.
Provinsi Kalimantan Utara memang belum memiliki pemerintahan defenitif, sistem kendali pemerintahan masih di pegang oleh Kalimantan Timur selaku provinsi induk. UU tersebut juga mengamanatkan kepada Mendagri atas nama Presiden paling lambat 9 (sembilan) bulan sejak UU diundangkan agar meresmikan terbentuknya provinsi Kalimantan Utara, sekaligus pelantikan Pejabat (Pj) Gubernur, berarti paling lama Agustus 2013 Mendagri secara resmi akan mengumumkan provinsi ke-34 ini, sekaligus melantik Pejabat Gubernurnya.
Terlepas dari sistem UU yang ada, provinsi Kaltara memiliki potensi pariwisata yang sangat luar biasa, walaupun pariwisata belum dipandang sebagai sektor unggulan di bekas wilayah Kalimantan Timur ini.
Daya Tarik (Atraksi)
Kabupaten Malinau sebagai pemilik wilayah paling luas di provinsi ini, dengan tingkat kepadatan penduduk yang sangat rendah (kepadatan = 1,78; Luas wilayah 39.799,90 km2 dan Jumlah penduduk, 2009 adalah 70.717), memiliki Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) dibagian utara di wilayah Kabupaten Malinau, Bulungan dan sebagian di Kabupaten Nunukan. TNKM memiliki kawasan hutan primer dan skunder tua terbesar yang masih tersisa di Pulau Borneo dan kawasan Asia Tenggara. Nama Kayan Mentarang diambil dari dua nama sungai penting yang ada di kawasan taman nasional, yaitu Sungai Kayan di sebelah selatan dan Sungai Mentarang di sebelah utara. Kawasan TNKM memiliki luas lahan sekitar 1.35 juta hektare terletak pada ketinggian antara 200 – 2.500 m dpl, mencakup lembah-lembah dataran rendah, dataran tinggi pegunungan, serta gugus pegunungan terjal yang terbentuk dari berbagai formasi sedimen dan vulkanis.
Selain TNKM, masih ada Obyek Wisata air panas Semolon di kecamatan Mentarang, desa Paking. Menurut cerita masyarakat debit air panas ini sangat besar dan hangat serta bening, dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit dan penyakit gatal lainya. Panorama alam sekitar kawasan adalah hutan tropis. Keunikan utama dari air panas Semolon adalah undak-undakan air panas berbentuk tangga berlapis-lapis, yang dialiri oleh air panas sepanjang tahun.
Sebagai kabupaten konservasi, kabupaten Malinau memiliki banyak hutan alam dan sungai, arung jeram dan air terjun banyak ditemui di wilayah ini, seperti: Arung jeram sungai Pujungan, Arung jeram Talang Busang, jeram sungai Boh, Arung jeram Temenggung, laham dan Besang pelihai. Air terjun Martin Billa, air tejun Gunung Sidi dan air Terjun Sungai Tidung.
Kabupaten Bulungan, sebagai calon ibukota provinsi memiliki banyak potensi daya tarik wisata, seperti: wisata buru di Hutan Pimping dan di Hutan Alam Inhutani Tanjung Selor. Di kedua area hutan ini sering dijadikan sebagai lokasi berburu satwa liar yang tidak di lindungi. Selain itu masih terdapat pantai Tanah Kuning, Pantai Taman Karang Tigan, Pantai Teluk Nibung dan pantai Pulau Bunyu.
Sebagai bekas sebuah kerajaan, Kabupaten Bulungan memiliki beberapa bangunan peninggalan Kerajaan Bulungan, yaitu bangunan kraton, masjid tua di belakang bangunan utama, benda-benda peninggalan sejarah dan budaya, situs atau makam raja-raja Bulungan dan kehidupan kesenian tradisional peninggalan kerajaan. Kompleks peninggalan kerajaan Bulungan ini dapat ditemui di daerah Tanjung Palas di tepi sungai Kayan.
Kabupaten Nunukan, selama ini lebih dikenal sebagai kota transit TKI bermasalah. Nunukan ternyata menyimpan Pantai Batu Lemampu di Kecamatan Sebatik. Pantai ini pernah dipakai sebagai tempat jambore pramuka tingkat nasional. Selain itu ada situs menhir dan pahatan manusia purba di Krayan, serta beberapa pola kehidupan tradisonal Dayak yang dapat di jumpaui di beberapa desa.
Yang paling menarik di Kabupaten Nunukan, tepatnya di Sebatik adalah Desa Aji Kuning. Setiap saat penghuni rumah ini bisa bolak-balik dari Malaysia dan Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya, karena rumah mereka terletak di perbatasan kedua negara, ruang tamu di Indonesia, dapur berada di Malaysia, jadi kalau mau masak di harus “pergi” ke Malaysia.
Kota Tarakan, kaya dengan obyek wisata sejarah Perang Dunia II, wisata alam hutan Mangrove dan hutan llindung, wisata pantai yang sedang dikembangkan dan wisata budaya. Pemerintah Kota sedang melakukan konservasi hutan Mangrove seluas kurang lebih 23 hektar, yang dipadukan dengan pengembangan satwa Bekantan (Nasalislarvatus) serta konservasi flora dan fauna lain secara alami. Dalam kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB). Jumlah Bekantan sudah mencapai 44 ekor, 14 ekor diantaranya lahir di kawasan konservasi ini (Macacafascicularis), sedikitnya 15 spesies mangrove, berang-berang, biawak, 31 spesies burung, dan berbagai jenis biota perairan seperti kepiting, udang dan ikan. Tarakan merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki konservasi mangrove dan bekantan yang berada di pusat kota.
Selain itu, Wisata Pantai Amal dan Laut berada di sebelah timur Pulau Tarakan. Terumbu karang di Pulau Derawan, Pulau Sangalaki dan Pulau Maratua di Kabupaten Berau (2 jam ditempuh dengan speedboat dari Tarakan). Wisata Hutan, Hutan Tarakan yang dikenal sebagai hutan rengas, mempunyai kekayaan flora dan fauna yang menarik diantaranya Kantung Semar (Nepenthes), sedikitnya terdapat 5 spesies Kantung Semar yang tersebar di hutan Tarakan, Pohon Agathis (Agathis Bornesies) yang berumur 200-an tahun di Hutan Lindung Kota Tarakan.
Wisata Tambang Minyak dan Gas di Tarakan: Rumah Drum, Pompa Angguk, Menara Minyak, SPG (Stasiun Pengumpul Gas), Pelabuhan Minyak. Wisata sejarah Perang Dunia II di Tarakan: Jembatan Besi, Bunker-bunker, Makam / Monumen Australia, Makam Jepang. Wisata Budaya: Perayaan Adat Iraw Tengkayu yang dilaksanakan bersamaan dengan Peringatan Hari Ulang Tahun Kota Tarakan pada bulan Desember, adat dan budaya suku Tidung lainnya.
Kabupaten Tana Tidung, sengaja dibentuk untuk mengakomodir terbentuknya provinsi Kaltara. Wilayah kebapaten ini merupakan bekas 3 (tiga) wilayah kecamatan di Nunukan dan Bulungan. Belum banyak potensi yang sudah digali dari daerah ini, tetapi karena lokasinya berada di aliran Sungai Sesayap – Tidung Pelas. Wisata sungai dan selusur hutan bakau menjadi andalah potensial serta beberapa kehidupan tradisional masyarakat suku tidung.
Akses
Ditinjau dari sisi aksesibilitas/kemudahan pencapaian, Kota Tarakan menjadi pintu masuk utama (main gate) transportasi udara. Bandar udara internasional Juwata melayani 20 – 25 penerbangan setiap hari mulai pukul 06.00 hingga 19.00 waktu setempat. Sebagain besar wilayah Indonesia tengah dan timur serta Tawau dan Sabah di Malaysia menjadi tujuan penerbangan dari Tarakan. Transportasi utama di regional wilayah Kal-Tara adalah angkutan sungai dan penyeberangan, karena memang secara geografis sebagian besar wilayahnya adalah sungai dan laut serta pulau-pulau kecil. Dari kota Tarakan ke kota-kota lain di masing masing kabupaten dapat ditempuh dengan speed, dengan waktu tempuh + 3 – 4 jam. Tiap hari dilayani oleh 4 – 5 pelayaran dengan kapasitas speed 20 – 40 orang/ per perahu. Untuk tujuan kota kecamatan tersedia speed yang relatif lebih kecil atau pesawat perintis dengan frekuensi penerbangan yang kadang kala belum terjadwal secara reguler. Secara umum jalur jalan di masing-masing ibukota kabupaten sudah relatif baik, yang masih sulit ditempuh adalah akses ke pedalaman atau beberapa kota kecamatan. Keberdaan sarana angkutan juga masih sangat terbatas. Bila wisatawan menginginkan sewa kendaraan, selain di Kota Tarakan di kabupaten lainnya mungkin masih sangat sulit untuk mendapatkannya, tetapi yang relatif di dapat adalah kendaraan roda dua dan perahu motor, bisa di sewa kapan saja dan kemana pun.
Amenitas
Amenitas wisata berupa hotel dan penginapan banyak tersedia di Kota Tarakan. Tarakan memiliki 36 hotel dan penginapan, salah satu diantaranya “berpangkat” bintang 4, beberapa bintang tiga dan dua, sementara lainnya merupakan hotel melati dan penginapan/losmen. Disampaing itu beberapa biro perjalanan juga tersedia di Tarakan, walaupun aktifitas dan kegiatan utamanya lebih banyak pada jual tiket penerbangan, kalau sebagai operator perjalanan wisata masih sangat jarang. Kabupaten Bulungan memiliki kira-kira 20 (dua puluh) hotel dan penginapan serta losmen, semuanya terkonsentrasi di Tanjung Selor dan sekitarnya serta di Pulau Bunyu terdapat dua penginapan. Kabupaten Nunukan memiliki sekitar 16 hotel dan penginapan, rata-rata hotel dan penginapan ini masih relatif baru. Salah satu hotel ada yang memiliki jumlah kamar sampai 90 unit. Hotel Firdaus dan Marvell merupakan favorit tujuan wisatawan yang berkunjung ke Nunukan, karena kedua hotel ini memiliki kapasitas yang banyak serta fasilitas yang cukup baik serta harga relatif muruah untuk ukuran satandart harga di Kalimantan. Secara keseluruhan fasilitas dasar kebutuhan wisatawan sudah terpenuhi di daerah Kalimantan Utara, walaupun didominasi oleh wisata alam dan minat khusus. Provinsi Kal-tara walaupun secara resmi belum di resminkan dan pejabat Gubernurnya belum ditunjuk, tetapi wilayah ini telah siap menerima kunjungan wisatwan..
Penulis: Henry Brahmantya, Staf Peneliti Pusat Studi Pariwisata UGM