Upaya mengurangi resiko bencana perlu menjadi arus utama dalam setiap pembangunan, termasuk di sektor kepariwisataan. Di banyak tempat, industri pariwisata rentan dengan bencana, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Di pihak lain, sektor pariwisata memicu terjadinya bencana ataupun dipihak lain ia dapat menjadi yang terdampak. Kawasan Dieng Plateau merupakan destinasi unggulan Provinsi Jawa Tengah yang mampu mendulang wisatawan. Namun disisi lain, dibalik pesonanya yang indah, destinasi ini menyimpan ancaman. Sebagai bekas kaldera, kondisi geologi dan bentangalam, destinasi Dieng Plateau memiliki eksotisme. Dilengkapi kompleks candi Hindu yang berdiri megah dan tersebar pada beberapa titik menjadikan pesona kawasan wisata Dieng ini semakin lengkap.
Masyarakat Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah tinggal di kawasan rentan bencana. Mereka memiliki pengetahuan tentang ancaman bencana yang mungkin terjadi. Mereka juga tidak lupa akan rentetan kejadian bencana di sekitar mereka
tinggal pada kurun waktu tertentu. Di sisi lain, alam sekitar di desa memberikan manfaat ekonomi, salah satunya dari sektor pariwisata. Oleh sebab itu, penting sekali diberikan penguatan pengurangan resiko bencana (PRB) sebagai salah satu strategi agar dapat dijalankan di wilayah pariwisata tersebut. Melalui Education for Sustainabe Deveopment (ESD), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dieng Pandawa, desa Dieng Kulon diperkuat perannya supaya mampu menjadi salah satu unsur penting dalam upaya pengurangan resiko bencana, khususnya untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam proses penyelamatan wisatawan.
Adanya bencana yang berada pada lokasi pariwisata menjadikan industri pariwisata sangat rapuh (vulnerable), tetapi di pihak lain secara bersamaan destinasi atau industri ini menjadi tangguh (resilient). Program pengurangan resiko bencana dan penguatan kapasitas Pokdarwis
menjadi strategis untuk dijalankan dan diarahkan dalam hal ini untuk menyusun perencanaan mitigasi bencana.